Lihat ke Halaman Asli

Fauziah

Serenity

Dunia Toiletnya Adam dan Hawa

Diperbarui: 26 Juni 2015   01:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suatu ketika saat Adam diciptakan Tuhan memerintahkan iblis untuk bersujud kepadanya. Ternyata iblis murka dan tidak mematuhi perintah tuhannya. Dengan keangkuhan dia berkata “aku lebih hebat dari Adam, kenapa Aku harus bersujud kepadanya?”

Iblis benar-benar telah lupa bahwa Tuhan adalah pencipta segala sesuatu yang ada di dunia ini dan Tuhan lebih tau ciptaannya. Tuhan sangat marah kepada iblis dan mengutuknya menjadi penghuni neraka selamanya.

Dengan liciknya iblis meminta kepada Tuhan untuk memenuhi satu pintanya. Iblis meminta kepada Tuhanya untuk merayu dan melakukan tipu daya terhadap manusia agar mereka ikut menemaninya kelak di neraka. Allah yang maha adil tetap memenuhi permintaan hambanya. Iblis mendapat izin untuk melakukan hal itu.

Namun sangat disayangkan sampai Adam telah bertemu Hawa, si iblis belum juga bisa menaklukkan Adam. Ketika dua makhluk ini masih berada di surga, iblis begitu iri melihatnya. Iblis tak henti-hentinya membujuk dan melakukan berbagai hal demi janjinya pada Tuhannya.

Adam dan Hawa hidup damai di surga sana, hidup dalam kepatuhan melaksanakan segala perintah dan menjauhi larangaNya.

Dengan rahmat Tuhanya Adam dan Hawa menikmati indahnya surga. Tidak ada pantangan disana, nikmat yang tiada tara. Tibalah saatnya Tuhan berpesan kepada Adam dan Hawa bahwa ada satu pohon di surga yang buahnya tidak boleh mereka coba.

Disinilah iblis mulai menemukan akal untuk kembali menipu dua makhluk itu. Dengan bujuk rayunya iblis menceritakan kepada mereka bagaimana dahsyatnya buah itu. Bisikan demi bisikan ternyata sama sekali tidak mempengaruhi dua sejoli ini. Begitu cintanya mereka kepada Tuhannya.

Iblis tak kehilangan akal, pada saat Hawa sedang sendiri iblis kembali melakukan aksinya. Apa boleh dikata ternyata Hawa terlena dengan rayuan iblis dan akhirnya mencoba buah terlarang itu. Iblis tertawa dengan keberhasilahnnya kali ini. Tuhan marah dan mengusir sejoli ini dari surga. Bertambahlah kegirangan si iblis mendengar berita itu.

***

Sebelumnya Adam dan Hawa menikmati semua makanan yang ada di surga. Semua makanan yang ada disurga nikmat tak terbayangkan. Kenikmatan yang dirasakan akan berbeda di setiap gigitan. Makanan disurga tidak menyisakan ampas. Tidak ada kotoran di surga.

Buah terlarang itu telah melemparkan Adam dan Hawa ke bumi. Adam dan Hawa harus membersihkan diri dari kotoran. Surga tidak menyediakan tempat untuk hal itu. Tidak salah lagi, dunia adalah tempat untuk membuang setiap kotoran yang ada.

Dari zaman nenekmoyang kita pertamakali menapaki bumi sudah jelaslah bahwa dunia merupakan tempatnya kotoran. Jadi bukanlah hal yang mengherankan ketika manusia sukar menemukan keadilan dimuka bumi ini.

Tuhan mengajarkan hambaNya untuk tidak terlalu cinta dengan dunia karena dunia hanyalah tempat pembuangan kotorannya Adam dan Hawa. Jijik bukan? Begitulah jijiknya manusia yang sangat mencintai tempat kotor ini.

Namun demikian, dunia tetaplah penting. Tanpa ada dunia kemana kotoran Adam dan Hawa hendak dibawa? Wajarlah kita manusia merindukan surga karena dari sanalah kita berasal. Inilah nikmatnya menjadi manusia, Tuhan masih memberikan pilihan mau tetap berada di dunia atau kembali ketempat asalnya.

____________

Fauziah Humaira

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline