Ayah... baru tiga detik berlalu
Masih terasa hangat dalam dekapmu
Kecupan yang tak henti mendarat di pipiku
Kata manja yang buatku melangit di dekatmu
***
Ayah... baru tiga detik berlalu
Masih terasa harmoni detak jantungmu
Kau peluk erat tubuh kecilku
Menyatu dalam hangat nafasmu
***
Ayah... baru tiga detik berlalu
Detik yang tak pernah pudar
Apalagi terhapus oleh waktu
Bahagia seolah tak terstandar
Tuk mewakili arti detik itu
***
Ayah... baru tiga detik berlalu
Dalam tidur dan sadar
Ku dengar bisikmu “Bidadari kecilku”
Cinta dan sayangku selalu segar
Takkan berkurang sampai bila waktu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H