Lihat ke Halaman Asli

Evaluasi Sebuah Tolak Ukur

Diperbarui: 20 Juni 2015   03:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Dalam setiap proses pembelajaran tentu terdapat proses evaluasi. Terkadang hasil dari proses evaluasi ini dijadikan sebgai tolak ukur keberhasilan dalam sebuah sistem pembelajaran. Padahal jika dikaji lebih dalam, tolak ukur yang lebih efektif dalam sebuah pembelajaran adlah dengan mengukur proses siswa dalam mengikuti sebuah KBM karena sudah bukan hal yang luar biasa lagi jika dalam kegiatan evaluasi siswa bisa mendapatkan sbuah kemudahan.

Pendidikan Anak Usia Dini merupak salah satu jenjang pendidikan yang saaat ini mulai disoroti keberadaannya. Semakin lama, orang semakin sadar dan paham tentang pentingnya pendidikan pada anak-anak di usia yang dini. Akan tetapi jenjang pendidikan ini hanya mampu "eksis" di daerah perkotaan. Disamping alasan biaya juga terdapat alasan kebutuhan yang menjadikan PAUD lebih "eksisi" di kota dari pada di desa.

Apakah anak-anak yang berada di PAUD dengan anak-anak yang tidak berada di PAUD itu sama dalam hal "kualitasnya" ? Atau lebih menonjol salah satu diantaranya ? Itulah yang saat ini cukup menarik untuk dikaji. Jika bicara tentang output atau hasil dari sebuat sistem pembelajaran tentu yang menjadi bahasan utamanya adalah proses KBM dan ealuasinya karena keduanya saling berkaitan. Proses pembelajaran dapat diketahui keberhasilan atau tidaknya dari kegiatan evaluasi. Jika seorang pendidik mampu menggunakan beberapa metode pembelajaran tentu para pendidik juga harus mampu mengetahui seluk beluk tentang kegiatan evaluasi pembelajaran. Hal tersebut juga tidak terkecuali bagi para pendidik di PAUD.

Ada beberapa macam jenis evalausi dalam PAUD yaitu berdasarakan tujuannya, sasarannya, lingkup kegiatan pembelajarannya, serta berdasarkan objek dan subjeknya. Berdasarkan tujuannya, evaluasi PAUD terdir dari evaluasi 1) Diagnostik, 2) selektif, 3) penempatan, 4) formatif, 5) dan sumatif. Berdasarkan sasarannya, evaluasi PAUD terdiri dari evaluasi 1) konteks, 2) input, 3) proses, 4) produk, 5) dan outcom. Berdasarkan lingkup kegiatan pembelajarannya, evaluasi PAUD terdiri dari 1) evaluasi program pembelajaran, 2) evaluasi proses pembelajaran, 3) dan evaluasi hasil pemebelajaran. Berdasarkan objeknya, evaluasi PAUD terdiri dari 1) output, 2) input, 3) transformasi. Sedangkan berdasarkan subjeknya, evaluasi PAUD terdiri dari 1) internal, 2) dan eksternal.

Output atau hasil dari pendidikan di suatu lembaga tentu akan mampu dinilai oleh banyak orang. Begitu pula dengan anak-anak yang hanya mengenyam pendidikan usia dininya di lingkungan keluarga. Tentu kedua cara ini tidak akan mampu menonjolkan keberhasilannya secara jelas, karena tidak semua anak-anak yang di asuh orang tua di lingkungan keluarga lebih buruk dalam segala hal dari pada anak yang sejak kecil memperoleh pendidikan. Mungkin jika bicara proses evaluasi anak-anak yang di didik dalam suatu lembaga lah yang tentu memperolehnya, akan tetapi apa dengan tidak adanya sebuah proses evaluasi itu berarti anak-anak akan jauh lebih "tertinggal" dari pada anak-anak yang melewati proses evaluasi dalam pembelajaran ? Itu lah yang mulai sekarang perlu diamati, dan diperhatikan bersama-sama. Jika anak-anak yang tidak melalui proses evaluasi dalam jenjang pendidikan usia dini mampu lebih baik dari pada anak-anak yang melalui proses evaluasi di jenjang pendidikan usia dini, tentu para orang tua tidak usah khawatir akan perkembangan anak-anaknya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline