Lihat ke Halaman Asli

Wajah Lalu Lintas Kota Cirebon

Diperbarui: 26 Juni 2015   08:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

*Achmad Sidik Fauzi

Peningkatan jumlah kendaraaan semakin menjadi masalah bagi warga negara Indonesia, khususnya yang tinggal di perkotaan. Pasalnya, jumlah produksi kendaraan yang semakin meningkat nampaknya belum bisa diimbangi dengan sarana-prasarana yang baik dari oleh pemerintah. Disatu pihak, ini menuntungkan bagi para pengusaha kendaraan, di pihak lain dapat berdampak negatif pada kemacetan lalu lintas.

Dari tahun ke tahun selalu terjadi peningkatan kasus kecelakaan lalu lintas. Data YLKI menyebutkan selama Januari-Maret 2008 tidak kurang dari 35 orang tewas di Jakarta . Sedangkan dari korban lalu lintas secara nasional mencapai 30.000 jiwa pertahun. Hal ini diakibatkan karena faktor yang diantaranya ketidaktertiban dalam berlalu lintas, jalan rusak, kesemerawutan rambu (rambu) lalu lintas dan lain-lain.

Kota Cirebon adalah kota kecil yang memiliki penduduk cukup banyak dan potensi mobilitas sosial-ekonomi yang tinggi merupakan salah satu kota yang memiliki permasalahan lalu lintas. Permsalahan itu diantaranya adalah ketertiban lalu lintas yang kurang baik, ketidakpatuhan pengguna jalan terhadap rambu lalu lintas dan ketidaktepatan fungsi trafic light. Pertama, ketidakpatuhan terhadap rambu lalu lintas. Hal ini dapat kita lihat dalam, misalnya para jasa parkir off street yang tidak menghiraukan rambu pelarangan parkir, angkutan kota yang berhenti disembarang tempat dan para pedagang kaki lima yang menggunakan bahu jalan. Hal-hal tersebutlah yang seringkali menimbulkan kemacetan apalagi bila hari libur.

Ketidaktepatan Trafficlight yang seharusnya menjadi penertib lalu lintas malah semakin menambah daftar masalah. Karena ketidaktepatan penentuan arahnya, misalnya, apabila dari satu arah lampu hijaunya menyala, di arah berlawanan lampu hijaunya juga menyala sehingga mudah menimbulkan kecelakaan.

Seharusnya  masalah tersebut tidak hanya menjadi pemandangan, tetapi harus ada langkah kongkrit dari pemerintah menindak tegas para pelanggar dan menata lalu lintas Kota Cirebon. Bila terus dibiarkan, tidak hanya berdampak pada kerugian material karena tersendatnya mobilitas sosial-ekonomi melaikan akan terjadi peningkatan jumlah korban lalu lintas.

Mahasiswa Jurusan PKnH

Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi

Universitas Negeri Yogyakarta

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline