Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Fauzan Syamsuddin

Mahasiswa S1 Manajemen - Universitas Airlangga

Gen-Z, G nya Gengsi?

Diperbarui: 16 Juni 2024   13:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Gengsi memang diperlukan oleh setiap individu, tetapi apa kabar dengan gengsi yang dimiliki oleh setiap individu dari Gen-Z. Generasi yang lahir dikala Indonesia sedang mulai menggunakan era teknologi untuk kehidupan sehari-hari. Namun, dibalik kecanggihan teknologi dan semangat berwirausaha yang dimiliki oleh generasi ini, ada satu hal yang seringkali menghambat mimpi mereka untuk berbisnis, yaitu gengsi.

Gengsi, atau rasa malu yang berlebihan terhadap sesuatu yang dianggap merugikan citra diri, seringkali menjadi penghalang utama bagi Generasi Z dalam mengejar impian berbisnis. Banyak dari mereka merasa bahwa menjadi seorang pengusaha dianggap kurang prestisius dibandingkan dengan bekerja di perusahaan besar atau institusi ternama.

Selain itu, tekanan dari lingkungan sekitar juga turut mempengaruhi pandangan Generasi Z terhadap berbisnis. Mereka sering kali merasa bahwa memulai bisnis mereka sendiri akan dianggap sebagai langkah yang tidak stabil dan berisiko tinggi, sehingga lebih memilih untuk mengikuti arus dan bekerja pada perusahaan yang sudah mapan.

Tidak hanya itu, adanya ekspektasi yang tinggi dari keluarga dan masyarakat sekitar juga menjadi faktor penting yang membuat Generasi Z enggan untuk memulai bisnis mereka sendiri. Mereka sering kali merasa bahwa harus mencapai kesuksesan dalam waktu yang singkat dan tanpa mengalami kegagalan, sehingga lebih memilih untuk menghindari risiko dengan tetap bekerja pada perusahaan lain.

Ada juga salah satu penyakit yang menyerang Gen-Z yakni Fomo (Fear of Missing Out). Fomo atau ikut ikutan telah menjadi kebiaasan yang seringkali harus diikuti oleh Gen-Z. Dan Gen-Z Fomo atau lebih memilih bermain seperti gadget, mengikuti trend tiktok, dan billiard dibandingkan mereka harus rela-rela keringatan untuk jualan keliling demi sepeser uang. Mindset inilah yang mulai pudar di beberapa individu Gen-Z termasuk banyak teman saya didalamnya.

Namun, seiring dengan perkembangan zaman dan semakin banyaknya contoh sukses dari para pebisnis muda, mulai terlihat perubahan pola pikir Generasi Z terkait berbisnis. Mereka mulai menyadari bahwa menjadi seorang pengusaha bukanlah hal yang memalukan, namun justru merupakan langkah berani yang dapat membawa mereka menuju kesuksesan yang lebih besar.

Dengan semakin banyaknya platform dan kesempatan untuk berbisnis secara online, Generasi Z pun mulai melihat peluang baru untuk mengembangkan ide-ide kreatif mereka tanpa harus terbebani oleh gengsi. Mereka mulai memahami bahwa berbisnis bukan hanya tentang uang, namun juga tentang passion, kreativitas, dan keberanian untuk mengambil risiko.

Dengan demikian, meskipun gengsi masih menjadi salah satu faktor yang menghambat mimpi Generasi Z untuk berbisnis, namun dengan semakin banyaknya inspirasi dan dukungan yang mereka terima, diharapkan generasi ini dapat mengatasi rasa malu tersebut dan mewujudkan impian mereka untuk menjadi pebisnis sukses di masa depan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline