Lihat ke Halaman Asli

ahmad fauzi

Divisi Kajian Hukum dan Demokrasi Forum Lingkungan Kabupaten Pasuruan (FLKP)

Membendung Arus Tsunami Suara Milenial ke Sandiaga Uno

Diperbarui: 20 Oktober 2018   19:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tiba-tiba saja Melenial menjadi bahasan dalam ranah politik praktis hari ini. Terutama menjelang Pilpres 2019 mendatang. Lalu pertanyaannya pun muncul, kenapa sebegitu fenomenalnya istilah milenial di tahun politik ini?

Faktor Sandiaga Uno, diskursus teks milenial ini muncul dan resonansi semakin deras. Saat, Partai pengusung Prabowo menentukan pilihan Sandiaga Uno sebagai pendamping.

Sosok Sandi diprediksikan akan menarik sentimen suara milenial. Dengan sosok yang dimiliki Sandi. Yaitu, calon paling muda. Performa fashionnya yang kekinian didukung tentu saja memiliki raut wajah yang tergolong tampan.

Faktor paling kuat persepsi Sandi sebagai representasi suara milenial. Adalah, sandi adalah figur sukses ekonominya. Dengan usia yang masih 50-an, kekayaan Sandi mencapai angka 4 Trilliaun.

Apabila disimplikasikan, Sosok Sandi adalah. Tampan, masih muda dan sukses. Jelas, konstruksi citra Sandi. Menjadi impian para generasi Milenial.

Lalu sejauh manakah Monster Suara Milenial itu menakutkan diperhelatan politik kali ini?

Untuk mengetahui hal tersebut. Harus kita jelaskan definisi milenial itu sendiri. Dikutip dari Wikipedia. Yang disebut Milenial itu, Para ahli dan peneliti biasanya menggunakan awal 1980-an sebagai awal kelahiran kelompok ini dan pertengahan tahun 1990-an hingga awal 2000-an sebagai akhir kelahiran. Milenial pada umumnya adalah anak-anak dari generasi Baby Boomers dan Gen-X yang tua.

Dijelaskan lebih lanjut, Generasi ini umumnya ditandai dengan peningkatan pengunaan dan keakraban dengan komunikasi, media dan teknologi Digital.

Lebih Jauh Borton Liew CEO CIAYO COMIC. Dalam sebuah diskusi terbatas dengan beberapa pelaku bisnis e-commerce. Borton pendiri Comic Ciayo, industri komik yang berbasis digital. Melihat perilaku generasi milenial yaitu.

Pertama, Generasi milenial memiliki target oriented. Tidak suka janji-janji surga, tidak terpengaruh lobby-lobby atasannya. Kedua , Apolitis. Generasi Milenial tidak mau masuk politik namun lebih banyak beraspirasi dan 'berpolitik' lewat dunia maya (incognito) dan pesan-pesan subliminal. Ketiga, Tidak suka dengan komitmen.

Kemudian secara kuantitas, jumlah pemilih milenial mencapai angka 40 persen atau sekitar 70 juta-an suara. Data tersebut dirilis Saiful Mujani Research Center.

Apakah Sandi Diuntungkan?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline