Lihat ke Halaman Asli

Dilema Indonesia dalam Menghadapi 5G

Diperbarui: 17 Oktober 2018   12:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Inovasi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) seperti saat ini banyak membawa manusia ke babak baru yaitu modernisasi. Teknologi mampu merubah cara hidup manusia, di mana batas ruang dan waktu sudah tidak dipermasahkan. Kehadirannya telah membawa efek yang sangat signifikan pada bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) belakangan ini.       

Saat ini infrastruktur telekomunikasi menjadi satu bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari. Menurut infranesia infrastruktur telekomunikasi yaitu suatu struktur fisik yang menjadi dasar jaringan komunikasi dan mendukung komunikasi jarak jauh. 

Dengan adanya teknologi telekomunikasi yang semakin canggih memberi banyak kemudahan bagi manusia untuk melakukan komunikasi meskipun terkendala jarak. Teknologi infrastruktur jaringan telekomunikasi terdiri dari dua jenis yaitu infrastruktur kabel dan infrastruktur nirkabel.

Indonesia adalah sebuah negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri atas 17.000 lebih pulau dengan keanekaragaman yang berbeda-beda. Kondisi geografis dan demografi tersebutlah yang menjadi tantangan dalam pelaksanaan pembangunan infrastruktur telekomunikasi. Saat ini Indonesia sedang gencar-gencarnya melakukan pembangunan infrastruktur komunikasu untuk mencukupi kebutuhan masyrakat Indonesia akan Teknologi Informasi dan Komunikasi.

Menteri Kominfo Rudiantara menegaskan dalam situs web resmi kominfo, bahwa negara Indonesia agak lambat untuk membangun atau memposisikan TIK ini sebagai konteks infrastuktur.

"Kalau kita bandingkan, TIK secara infrastruktur, Indonesia di ASEAN ini masih nomor empat setelah Singapura, Malaysia, dan Thailand. Oleh karena itu, kita harus ngebut membangun infrastruktur non fisik ini karena infrastruktur fisik dan non fisik, dua-duanya adalah saling berkaitan dan saling mendukung" Artinya masih banyak yang harus diperbaiki untuk dapat mengejar atau minimal menyamai negara tetangga.

Menurut data dari Kominfo, capaian wilayah pedesaan yang sudah tersentuh oleh jaringan internet pita lebar berbasis 3G mencapai 73,02% dari total 83.218 desa/kelurahan. Sementara untuk cakupan jaringan 4G LTE, baru mencapai 55,05% saja. 

Pemerintah sendiri mengharapkan pada tahun 2019 mendatang, 100% wilayah desa/kelurahan sudah harus terjangkau jaringan 3G. Untuk seluruh wilayah kabupaten/kota yang berjumlah 514, pada tahun depan diharapkan sudah harus 100% tercover oleh jaringan 4G LTE. Saat ini baru 64%-nya saja yang sudah tercover.

Akhir-akhir ini kabar kehadiran jaringan internet 5G akan segera rilis sebagai pembaharuan internet sebelumnya yaitu 4G ramai diperbincangkan. Kabar ini menjadi pembicaran yang sangat hangat di kalangan orang yang sudah pernah atau sedang menggunakan jaringan 4G pasalnya jaringan 5G ini dibekali kecepatan tinggi. 

Berdasarkan laman liputan6.com spesifikasi tersebut akan mendukung untuk spektrum frekuensi rendah (600MHz dan 700MHz), menengah pada 3,5GHz, dan tinggi pada 50GHz. Jaringan 5G kabarnya akan memberikan dampak atau perubahan besar terhadap dunia digital di Indonesia terutama bagi masyarakat. Jaringan ini kabarnya dapat terhubung dengan mobil, telepon, dan peralatan rumah tangga.

Lantas apakah negara Indonesia siap untuk menyambut kehadiran 5G? Sepertinya masih banyak pembenahan terlebih dahulu untuk menggunakan jaringan 5G. Disamping itu masih banyak alasan Indonesia belum siap untuk jaringan paling baru tersebut.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline