Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Fauzan Ilham

Psychology Student | Content Writer | Personal Growth

Tantangan dan Solusi bagi Orang Tua Terhadap Pola Asuh dalam Membimbing Generasi Z

Diperbarui: 27 September 2024   18:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: Monstera Production dari Pexels

Penulis: Chanakya Diefta Zahry

Fakultas Psikologi, Universitas Mercu Buana

Generasi Z, juga dikenal sebagai "Generasi Digital" atau "Generasi Internet", merupakan kelompok yang muncul dari pertengahan 1990-an hingga awal 2010-an. Mereka tumbuh dalam era teknologi yang maju karena mereka dapat dengan mudah mengakses internet dan perangkat digital. Hal ini menghadirkan tantangan unik bagi orang tua. Ketergantungan teknologi, minimnya keterampilan hidup mandiri, dan potensi masalah kesehatan mental menjadi beberapa kekhawatiran utama.

Pola asuh orang tua sangat memengaruhi perkembangan anak-anak mereka, baik dalam hal penanaman nilai-nilai, pembentukan karakter, maupun kesiapan menghadapi tantangan kehidupan. Menyadari betapa pentingnya peran orang tua dalam perkembangan anak, maka sangatlah penting bagi orang tua untuk menjalin hubungan yang baik dan harmonis dengan mereka. Menurut Van Berkel & Bosman (2023), hubungan yang harmonis ini merujuk pada bagaimana interaksi dan komunikasi yang terjalin, serta dukungan emosional dan perhatian yang diberikan orang tua kepada anaknya. Hal ini sangatlah penting bagi orang tua untuk menjalin hubungan yang baik dan harmonis dengan anak-anak mereka, karena hal ini akan sangat membantu anak-anak dalam menyesuaikan diri dan menghadapi berbagai tantangan yang muncul di era generasi Z saat ini.

Tantangan Orang Tua Terhadap Pola Asuh Dalam Membimbing Generasi Z

Dalam era teknologi yang semakin maju, orang tua dihadapkan pada tantangan besar dalam membimbing Generasi Z. Anak-anak Generasi Z cenderung menghabiskan lebih banyak waktu jauh dari keluarga mereka karena kurangnya komunikasi di rumah. Hal ini disebabkan oleh preferensi mereka terhadap ponsel dan jejaring sosial. Selain itu, kesibukan orang tua sering membuat waktu bersama anak-anak menjadi terbatas, menyebabkan anak-anak merasa kurang kasih sayang dan sulit berkomunikasi dengan keluarga.

Orang tua juga menghadapi tantangan memahami perubahan budaya yang cepat, termasuk nilai-nilai dan tren mode hidup. Mereka perlu membimbing anak-anak dengan memahami dinamika budaya tersebut. Tekanan sosial juga signifikan bagi Generasi Z, yang mencakup standar sosial dan persetujuan teman. Orang tua harus membantu anak-anak mengelola tekanan ini dengan dukungan emosional dan pembangunan kepercayaan diri.

Tekanan sosial juga merupakan tantangan yang signifikan bagi Generasi Z. Tekanan untuk sesuai dengan standar sosial, mengikuti tren, dan mendapatkan persetujuan dari teman-teman dapat menjadi sumber stres dan kekhawatiran bagi anak-anak. Orang tua perlu membantu anak-anak mereka mengelola tekanan sosial ini dengan memberikan dukungan emosional, membangun kepercayaan diri, dan mengajarkan keterampilan sosial yang sehat.

Selain itu, peningkatan kecemasan dan gangguan mental juga menjadi masalah. Tekanan akademik, ketidakpastian masa depan, dan media sosial dapat berkontribusi pada gangguan mental. Orang tua perlu memahami tanda-tanda dan memberikan dukungan yang dibutuhkan untuk mengatasi masalah ini.

Strategi Orang Tua dalam Membentuk Pola Asuh yang Efektif bagi Generasi Z

Dalam membesarkan Generasi Z, orang tua menghadapi beragam tantangan yang kompleks akibat perubahan sosial dan teknologi. Namun, untuk menghadapinya, orang tua dapat memanfaatkan strategi yang didasarkan pada teori cinta Sternberg.

Sternberg (2009), mengidentifikasi tiga komponen penting dalam hubungan yaitu keintiman, keterikatan, dan komitmen.

  • Membangun keintiman dengan anak adalah kunci dalam hubungan orang tua-anak yang sehat. Dengan komunikasi terbuka, mendengarkan, dan menunjukkan kasih sayang, orang tua menciptakan lingkungan aman yang memperkuat hubungan dan kesehatan mental anak, serta membantu mereka tumbuh menjadi individu yang percaya diri. Orang tua dapat membangun keintiman dengan anak melalui waktu berkualitas bersama, komunikasi terbuka dan jujur, penerimaan anak dengan apa adanya, dukungan dan dorongan, serta menunjukkan kasih sayang dengan tindakan nyata seperti pelukan, ciuman, dan ucapan seperti "aku mencintaimu".
  • Keterikatan antara orang tua dan anak adalah dasar penting dalam hubungan yang harmonis dan penuh kasih sayang. Terbentuk melalui keterlibatan aktif orang tua dalam kehidupan sehari-hari anak, dukungan terhadap minat dan bakat mereka, serta kebersamaan berkualitas. Orang tua yang menunjukkan keterikatan yang kuat akan terlibat dalam kehidupan anak, mendukung minat dan bakat mereka, serta meluangkan waktu berkualitas bersama. Ini memperkuat ikatan fisik dan emosional, menciptakan rasa aman bagi anak untuk berkembang, dan memberikan fondasi yang kokoh bagi hubungan yang sehat dan harmonis.
  • Komitmen orang tua memainkan peran penting dalam membantu Generasi Z mengatasi tekanan modern. Dengan memberikan dukungan materi dan emosional yang berkelanjutan, orang tua membimbing anak-anak melalui tantangan akademis, teknologi, dan media sosial. Ini membentuk dasar yang kokoh untuk kemandirian dan kesuksesan masa depan mereka, memastikan bahwa mereka merasa didukung dan siap menghadapi dunia yang terus berubah.

Referensi:

Lestari, S. (2012). Psikologi Keluarga: Penanaman Nilai dan Penanganan Konflik dalam Keluarga. Jakarta: Prenada Media.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline