Lihat ke Halaman Asli

Pendidikan Sebagai Hak

Diperbarui: 17 Juni 2015   20:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Saya mempunyai teman, sebut saja namanya dengan inisial DA, dia teman dekat saya, bahkan saking dekatnya saya dengan dia, kita sering melakukan banyak hal bersama. Sejujurnya dia adalah seorang yang berkompeten, mempunyai bakat dalam bidang-bidang penyerapan ilmu. dahulu dia menjadi murid yang bersaing di level atas, bersama dengan teman-teman yang memiliki kemampuan yang sama bahkan lebih, sedangkan saya hanyalah orang yang tidak bisa apa-apa, bahkan jika ada PR, saya menanyakan pada DA atau parahnya lagi jika saya sedang sangat malas , saya menyalin PRnya dia. DA memang memiliki kemampuan, tapi perilaku sehari-harinya seperti dia tidak memiliki kemampuan itu, mengapa ? saya tidak mengetahui alasannya tapi yang perlu kalian ketahui adalah sebenarnya dia bukanlah orang yang benar-benar patuh pada peraturan, artinya, dia itu orang yang sering membuat ulah, atau biasa kita sebut dengan ungkapan “anak bandel”.

suatu ketika DA pernah bercerita kepada saya, bahwasannya dia berasal dari lingkungan anak-anak yang sering melakukan perilaku yang menyimpang, dan dia bersama mereka dalam melakukan perilaku itu. Saya yang mendengar itu agak miris, ironis sekali, padahal DA itu orang yang seharusnya dipandu dan diwadahkan bakat yang dimilikinya, tapi yang saya perhatikan kebanyakan orang hanya memandang sebelah mata tentang dirinya, hanya menganggap bahwa dia hanyalah seorang anak yang sering berulah, saya yang sudah dekat lama dengan dia mengetahui banyak tentang dia, dan saya beritahukan kepada kalian bahwa seharusnya orang yang seperti DA harus kita dekatkan dan kita tolong, dan satu masalah yang saya sangat miris melihatnya lagi adalah dia bukan berasal dari keluarga yang cukup akan ekonominya, untukmasalah administrasi sekolah di masa SMP dan SMAnya saja dia masih banyak yang belum bisa dilunasi. Saat ini dia putus sekolah pada jenjang SMA, dia memang sangat berambisi untuk bisa masuk universitas negeri,tapi kembali pada faktor biaya, dia tidak memiliki cukup biaya untuk melanjutkan ke universitas, maka dari itu saat ini dia sedang bekerja untuk mengumpulkan uang demi masuk universitas. Begitu besar ambisi yang dimiliki seorang DA untuk bisa masuk universitas, seharusnya ini merupakan tugas pemerintah untuk menindak orang seperti DA ini, dengan memberikan fasilitas pendidikan yang layak kepada orang-orang yang seperti DA. Yang saya takutkan adalah, jika orang yang seperti DA ini tidak diberikan penindakan yang layak, akan menyebabkan terbentuknya perilaku yang tidak sesuai, dan akan banyak anak-anak yang akan memiliki sikap yang menyimpang.

Pendidikan seharusnya menjadi hak setiap anak bangsa Indonesia, demi membentuk sikap serta mental yang terarah, jadi tidak hanya ada lembaga pendidikan yang memiliki kurikulum pengetahuannya saja, perlu ada yang namanya kurikulum yang mengarahkan pada pembentukan sikap serta mental, dan satu hal yang penting pula adalah diberi secara merata pendidikan kepada seluruhanak bangsa, dengan cara seperti itu saya kira bisa sedikit meminimalisir dari sikap-sikap yang menyimpang.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline