Lihat ke Halaman Asli

Apa Itu Ekonomi Islam?

Diperbarui: 17 Juni 2015   07:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Tulisan ini dibuat setelah berdiksusi dengan pak Muhaimin Iqbal. Menggunakan ekonomi berdasarkan syariat Islam merupakan suatu keharusan. Ekonomi Islam terbukti memberikan manfaat bagi umat muslim. Pada zaman Rosululloh, yaitu di Yatsrib (Madinah), pasar yahudi berkuasa. Mereka menjual produk-produk yang mereka jual dan dibeli oleh orang-orang Yastrib. Yahudi memiliki cara yang cerdik, yaitu dengan tidak mengambil keuntungan dari berjualan. Akan tetapi, mereka berkuasa karena mampu mengambil tanah-tanah bangsa Arab. Itu terjadi karena hutang yang Yahudi berikan kepada masyarakat setempat tidak mampu dibayar karena memiliki bunga yang besar. Kemudian setelah sepuluh tahun sejak kedatangan Rosululloh di Madinah, pasar Yahudi pun dikalahkan oleh pasar umat muslim. Produk-produk mereka kalah saing dan akhirnya mereka angkat kaki dari Madinah. Mengapa umat muslim mampu berbuat seperti itu? Itu karena umat Islam menggunakan dan memanfaatkan mujizat yang diberikan oleh Alloh. Misalnya pada masa Nabi Musa, manusia amat terobsesi dengan sihir. Musa berhasil mengalahkan sihir-sihir musuh. Pada masa Nabi Isa, manusia amat terobsesi dengan ilmu pengobatan. Isa pun mampu mengobati bahkan menghidupkan orang mati. Pada masa Nabi Muhammad, manusia terobsesi pada banyak hal. Mujizat Alquran yang mengandung banyak hal dan mampu menjawab banyak permasalahan umat manusia pun turun kepadanya. Jika kita bisa memanfaatkan dan menggunakan mujizat Alquran dengan benar, kita dapat unggul di segala bidang. Kita lebih mengagung-agungkan ilmu manusia. Seharusnya, Alquran lah yang harus kita agungkan.

Sejarah kemengangan umat Islam tertulis jelas di Alquran. Dimulai dari tahun pertama saat menang di perang Badar, mampu lolos dari kekalahan memaluan perang Uhud, dan seterusnya. Memang kita dapat temukan itu di Siroh. Akan tetapi, siroh yang sebenar-benarnya adalah Alquran. Kejadian-kejadian diatas dapat kita jadikan pelajaran pada saat ini.

Membaca Alquran bukan hanya berarti sekedar membaca dan memahami semata. Kita perlu menjadikan Alquran sebagai petunjuk dan pemelajaran. Jika dua hal tersebut kita lakukan, kita akan menjadi umat paling tinggi.

Contoh lain pelajaran yang dapat kita ambil dari Alquran adalah pada saat Rosul sampai di Madinah. Pada tahun kedua sejak kedatangannya, beliau membuat pasar. Para pedagang tidak dibebani dengan biaya apapun. Sangat berbeda dengan pasar pada masa ini yang pada pedagangnya diminta uang kebersihan padahal pasarnya tidak pernah bersih dan diminta uang keamanan padahal tidak pernah aman. Hingga pada akhirnya orang-orang lebih memilih menggunakan pasar umat muslim dan berdagang disana.

Contoh pelajaran lain adalah mengenai negara yang ideal. Tercantum dalam surah Saba. Negeri yang baik adalah negeri yang jika kita berjalan, kita akan menemukan kebun buah di kanan dan kiri jalan. Penduduknya makan dari kebun itu. Bahkan untuk mengambil buahnya tidak perlu dipetik karena hanya tinggal melintas di bawah pohon buahnya dengan keranjang diatas kepala dan buah akan langsung berjatuhan ke atas keranjang, hingga keranjangnya penuh.

Jika kita bicara soal ekonomi syariah, itu bukan soal akad dan sebagainya. Ini adalah soal upaya manusia dalam pemenuhan kebutuhannya dengan mengikuti petunjuk yaitu Alquran dan mencontoh Rosululloh. Sedangkan tujuan dari adanya ekonomi Islam tercantum dalam surah Al Baqoroh. Tujuannya adalah mencapai Ridho Alloh dengan meletakkan standar Quran menjadi tinggi. Selain itu, meninggalkan riba adalah syarat Iman.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline