Aku mulai cerita ini dengan mengucap, "Tuhan punya rencana lain". Ketika itu kami sedang kukerta, kini tepat setahun yang lalu tampa senghaja aku menemukan sosok yang membuat hatiku terpedaya olehnya.
Awalnya memang biasa saja, pertama bertemu setelah mendengat bahwa aku masuk dalam kelompok 85 dan seperti mahasiswa pada umumnya saling mencari siapa sajakah teman sekelompok kita?.
Ya, pada ahirnya saya menemukan link group whatsapp yg di share group angkatan kami. Link tersebut menunjikan kelompok 85 silahkan gabung, kemudian aku bergabung. Sore itu, kelompok kamipun mengadakan pertemuan dalam keadaan sibuk akupun menyempatkan diri.
Ya.. Aku memang lagi sibuk dan tak ada waktu sebenarnya menghadiri pertemuan pertama itu. Kenapa tidak aku sedang sibuk mencalonkan diri sebagai gubernur fakultasku. Ya.. Walaupun pada ahirnya hasilnya tak sesuai yg diinginkan alias kalah. Tapi tak apa, setidakny aku mencoba dan telah berjuang maksimal. Yah kenapa jadi curhat ya?..
Sore itu pertemuannya aku hadiri sebentar, lalu kubilang di forum itu aku tak bisa lama masi ada agenda sembari kucerikan dan merekapun memakluminya.
Setelah mengurus semua persyaratan dan cek lokasi singkat cerita hari pertama kukertapun kami jalani. Awalnya biasa saja, berjalan seminggu ribut internalpun dimulai dalam keadaan itu aku selaku yang mengetuai kelompok itu ekstra sabarku dimuai. Singkat cerita.. Dua minggu berjalan aku menukan tiga orang cocok diajak kerjasama, dari ketiganya semua wanita.
Dari kedekatan kami berempat, aku merasa melihat dari salah satu ketiga wanita itu terasa berneda dari sebelumnya. Lalu hatiku bertanya, apakah aku mencintainya? Ah tak mungkin beliaulan sudah ada pacar dan udah 6 tahun lo (termunung menunggu mata mejang ketika itu).
Hatiku terus bertanya-tanya, ada apa dengan hatiku?. Waktu dan haripun terus berjalan sampai suatu hari seisi sekrepun tau bahwa aku mencintainya, sampai ada salah satu anghota kelompokku mengatakan kepadaku, jangan, jangan merusah hubungan orang ingat beliau sudah berpacaran 6 tahun dan itu cinta pertamanya. Jangan kau rusak itu, aku menganggung pahan apa yang diucapkan lalu ku menjawab, ya aku pahamko.
Masa kukertapun berahir, hasrat ingin mengenalnya lebih jauh sakin tak tertahan. Anehnya kukerta telah usaipun hubunganku makin dekat, tiap hari dan malam selalu ingin tau aktivitas apa yang ia lakukan.
Sampai disuatau malam saat aku menelponnya, ada terbesit kata dari mulutku mengatan aku menyeyangimu, jujur baru kali inilah aku menemukan sesuai yang kucari selama ini. Lalu ia menjawab, trus aku bagaimana? Engkaukan tau gimana situasinya? Akukan sudah ada yang punya, lalu ku jawab ia aku mngerti itu ko. Aku hanya ingin mengungkapkan itu dan tak lebih agar kau tau itu, agar tak jadi penyakit dalam diriku.
Setelah kata itu terucap, makin hari kedekatan itu makin longgar sampai di suatu malam beliau ingin yang intinya memintaku untuk menjauh darinya. Dalan chatt itu aku jawab ya gak pa-pa, bahkan tidak mau kenal lagi dengan ku juga tak jadi masalah ungkapku, dalam keadaan hati teriris, hatiku bicara ok mungkin inilah saat aku mengakhiri semua perasaan tak mungkin ini. Jika engkat membaca tulisan ini, kau harus tau betapa hancurnya aku malam itu. Setalah itu hari-hatipun tak berkabar, ya semua memang telah berakhir.