Lihat ke Halaman Asli

Overthinking di Kehidupan Nyata

Diperbarui: 29 September 2021   01:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Overthinking di kehidupan nyata

Nama : Fauzan Agung Wirayudha
NIM     : 202110233011585
   
     Saya akan membawakan tema tentang Overthinking yang dimana sering terjadi di lingkungan masyarakat dan anak-anak seumuran saya. Overthinking adalah makna dari cita berfikir secara berlebihan dan tidak semua yang kita pikirkan itu memiliki dampak positif bagi kehidupan kita sehari-hari. Overthinking membuat kita melebih-lebihkan yang semestinya tidak seperti itu, semisal kita memiliki ekspetasi yang tinggi terhadap orang. Dan belum tentu yang kita ekspetasikan itu terwujud dan sesuai dengan yang kita pikirkan bisa saja melebihi ekspetasi kita atau bahkan bisa jauh dari ekspetasi kita. Jika lebih dari ekspetasi kita, itu bisa menyebabkan Insecure dan mulai berfikiran negatif terhadap diri sendiri. Kita merasa bahwa kita tidak lebih baik dari segala aspek di kehidupan dan membuat kita tidak memiliki semangat hidup dan mulai bermalas malasan bukannya semangat dan menjadikan motivasi. Jika jauh dari ekspetasi kita, itu akan membuat kita merasa lebih dibanding mereka yang kurang, dan itu tentu memberikan dampak negatif untuk diri sendiri. Kita bisa jadi besar kepala atau sombong, kita menjadi ria dan tidak memperdulikan omongan orang lain dan itu tidak baik jika terjadi di lingkungan sekitar kita. Jika kita sudah Overthinking pasti imun dalam tubuh akan melemah dan pikiran menjadi kacau sehinggah mental kita jadi rusak. Karena mindset kita untuk maju sudah kalah dengan hal yang dipikirkan terlalu berlebihan.

     Overthinking merupakan perilaku yang terjadi secara normal pada siapapun yang melibatkan proses berpikir yang umumnya dialami oleh manusia. Overthinking juga bisa menimbulkan kecemasan yang sangat tinggi dikarenakan adanya ketidakselarasan terkait pikiran dengan kejadian yang terjadi.Overthinking sering terjadi dikarenakan kita belum siap untuk menghadapi tantangan atau kenyataan yang menunggu di depan mata, contoh kita tidak siap menerima kenyataan yang sudah pasti terjadi, seperti kita akan mandapatkan tes yang susah jika ingin menjadi Tentara. Kita tau smisal tes yang akan di adakan untuk menjadi Tentara itu susah sehingga menyebabkan kita berpikiran tidak sanggup menerima tes yang sudah menunggu di depan mata. Tapi tidak hanya itu, kita juga sering Overthinking karena kejadian yang sudah berlalu, contoh kita telah gagal tes untuk masuk Tentara dan kita berfikiran tidak mampu menjalankan tes di kemudian hari atau kita tidak mau mengulang dari awal dan takut hal yang dulu pernah terjadi akan terjadi di kemudian hari.

     Cara mengatasi Overthinking yaitu kita harus sering berfikir secara relevan dan siap menerima kenyataan, jika memang kita berbeda dari orang lain ya tentu nggak akan jadi masalah, yang akan jadi masalah jika kita sama dengan orang lain. Setiap manusia memiliki ciri dan prilaku yang berbeda-beda serta gaya hidup yang berbeda-beda pula. Jadi jangan sedih jika kita tidak bisa menyamai orang lain karena kita bukan mereka dan mereka bukan kita, cukup bersyukur dan lihat kenyataan meskipun kenyataan tidak sesuai dengan yang kita ekspetasikan. Jangan memikirkan suatu hal yang kamu sendiri menganggap itu mustahil, karena memikirkan hal yang tidak oentinh membuat kita membebani fisik dan mental kita, jika fisik dan mental kita sudah lemah pasti imun tubuh kita akan berkurang dan membuat kita mudah terserang penyakit. apalagi di jaman COVID-19 sekarang ini. Tidak usah memikirkan hal-hal yang berlebihan jika itu membebani diri kita.

sumber : Sebo, T.,Gratia, D., Megarina, Y., Lopuhaa, F., Lara (2021), Pandangan Masyarakat terhadap Overthinking dan Relasinya dengan Teori Rational Emotive Brief Therapy doi : 10.31234/osf.io/s8xpk, dan Widia, Renata. (2020). You are Overthinking! : Pada Dasarnya, Semua Akan Baik-baik Saja. Anak Hebat Indonesia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline