Indonesia merupakan suatu negara dengan populasi lebih dari 240 juta jiwa, menjadikan Indonesia sebagai negara demokrasi ketiga terbesar di dunia dan menikmati salah satu lingkungan media paling bebas di wilayahnya.
Meskipun Indonesia masih sering dianggap sebagai negara demokrasi yang muda, namun dalam beberapa dekade terakhir media yang bebas, majemuk, dan mandiri telah berkembang dan berkontribusi banyak terhadap penguatan lembaga-lembaga demokrasi yang ada di Indonesia.
Indonesia mempunyai lebih banyak warga negara yang mendapatkan informasi dengan baik yang telah dibekali dengan pengetahuan yang lebih baik untuk membuat keputusan yang mempengaruhi hidup mereka, dan membuat suara mereka didengarkan, untuk berpartisipasi dalam masyarakat dan untuk memainkan peranan aktif dalam pembangunan negara.
Dengan cara ini, demokrasi dan media yang bebas harus sejalan; keduanya saling mengisi dan berkontribusi pada pembentukan perdamaian dan pemberantasan kemiskinan.
Sekarang ini cerita-cerita tidak hanya dihasilkan dalam rumah produksi berita, akan tetapi publik juga sering kali menjadi produser suatu informasi. Hal ini sering terjadi di Indonesia, yang merupakan tempat tinggal bagi salah satu pengguna media sosial yang berjumlah terbesar di dunia. Negara kepulauan ini sering juga disebut sebagai bangsa twitter dan facebook.
Apapun topik yang orang Indonesia sedang bicarakan segera menjadi topik yang trending di seluruh dunia. Peranan media berita dan media sosial penting untuk meningkatkan kesadaran dan memberikan pemahaman yang lebih baik akan agenda untuk pembangunan berkelanjutan.
Indonesia menyadari akan terjadinya hal ini di dalam prioritas pembangunannya. Oleh karena itu, dalam konteks inilah Pemerintah Indonesia bekerjasama dengan UNESCO pada Agustus 2014 mengatur "Forum Media Global: Peran-peran media dalam mewujudkan masa depan yang kita inginkan untuk semua pihak".
Komitmen UNESCO terhadap isu-isu krusial akan bebasnya arus informasi dan akses bebas terhadap sumber-sumber pengetahuan secara mendalam tertanam pada konstitusinya, yang membuat organisasi ini memiliki komitmen untuk "memajukan pengetahuan bersama dan pemahaman bangsa-bangsa melalui semua alat komunikasi massa dan pada akhirnya merekomendasikan perjanjian-perjanjian internasional yang mungkin perlu untuk mempromosikan arus bebas ide-ide dengan kata-kata dan gambar".
Sejak pendiriannya, Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO telah bekerja secara ekstensif dalam mempromosikan mandat UNESCO di Indonesia. Tidak hanya dalam bidang komunikasi dan informasi, tetapi juga dalam semua wilayah tematik inti dari organisasi ini yaitu pendidikan, budaya, dan ilmu pengetahuan.
Salah satu sejarah penting dalam kolaborasi antara Komisi Nasional Indonesia pada Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan dan juga dengan UNESCO adalah pada tahun 2007, yaitu adanya forum global bertema "Kekuatan Perdamaian untuk mendiskusikan bagaimana memanfaatkan media baru dan tradisional untuk membentuk perdamaian dan mempromosikan dialog".
Forum ini meninjau berbagai isu yang luas terkait dengan manajemen konflik dan perdamaian termasuk dialog budaya, serta memberikan perhatian khusus pada peran media dan teknologi, informasi dan komunikasi (TIK) dalam ekspresi diri dan pemahaman bersama.