Tulisan kali ini saya mencoba mengeksplorasi perjalanan seorang sahabat bernama Sutrisno atau yang biasa disapa Inho ketika ia menjelajahi gugusan kepulauan yang masuk di kecamatan loloda kabupaten Halmahera Barat yakni pulau sosota, dan lain-lain. Namun pada tulisan kali ini akan difokuskan pembahasan tentang pulau sosota.
Perjalanan menuju pulau sosota menempuh waktu yang lumayan panjang, yakni jika dilakukan lewat kota Ternate, perjalanan tersebut bermula dari pelabuhan speedboat dufa-dufa Ternate menuju Jailolo yang merupakan Ibu Kota Kabupaten Halmahera Barat. Waktu tempuh dengan menggunakan speedboat diperkirakan memakan waktu kurang lebih 1,5 Jam dengan tarif Rp. 50.000,-. Setelah samapai di pelabuhan speed Jailolo, teman kita Inho bersama rombongan menyewa sebuah mobil menuju desa Tongute Ternate di Kecamatan Ibu Kabupaten Halmahera Barat, kemudian bermalam di desa tersebut.
Mengapa bermalam? Sebab, jika perjalanan dilakukan pada siang ataupun sore hari ombak di depan muara sungai yang berhubungan dengan laut sebagai akses menuju pulau sosota sangat besar, sehingga mengharuskan pengunjung yang akan dating ke sana bermalam menunggu pagi yang kondisi ombak dan arus lautnya jauh lebih tenang.
Inho dan rombongan mencarter sebuah perahu bermesin tunggal dengan biaya Rp. 1.250.000,- untuk waktu 1 hari/24jam. Perjalanan dari desa Tongute Ternate menuju pulau Sosota memkan waktu kurang lebih 1,5 jam. Tapi tenang, menurut Inho, perjalanan tersebut tidak membosankan, sebab tersaji pemandangan yang luar biasa indahnya, dan karena perjalanan menuju polau Sosota dimulai pagi tersedia pemandangan matahari terbit (sunrise) yang member kehangatan dan keindahan yang sangat dinikmati oleh pelancong yang berkunjung ke sana.
Pulau Sosota sendiri adalah pulau tak berpenghuni, oleh karenanya sebelum berkunjung ke sana, diharapkan dapat membawa perbekalan dan perlengkapan yang cukup. Kondisi topografis pulau Sosta sendri adalah pulau karang dengan hamparan pasir putih, berbukit dan hanya ditemukan beberapa pohon kelapa di sana, selebihnya merupakan hamparan alang-alang. Dikelilingi beberapa pulau karang dengan tebing tinggi menjulang disekitarnya, menjadika pulau Sosota sebenarnya adalah tempat persinggahan nelayan dan wisatawan yang mencari ikan dan mengunjungi objek wisata lain disekitar pulau sosota.
Bagi Inho, kondisi pulau yang tenang dan pemandangan yang indah menjadikan Pulau Sosota bukan hanya sekedar tempat persinggahan, akan tetapi juga sebagai tempat untuk mencari ketenangan dan kedamaian setelah sibuk beraktifitas di kota. Hal tersebut dikarenakan pulau sosota dan kepulauan lain disekitarnya masih perawan, dalam artian jarang tersentuh oleh orang ataupun wisatawan.
Pemandangan bawah lautnya juga tak kalah menakjubkan, sebagai kawasan yang jarang tereksplorasi, karang-karang, dan berbagai macam jenis binatang penghuni bawah laut pulau Sosota masih terpelihara dengan baik. Namun sayang, mengingat sosota hanya dijadikan tempat persinggahan membuat Inho dan kawan-kawan memutuskan untuk tidak melakukan diving di laut pulau Sosota. Sehingga dokumentasi keindahannya tidak dapat ditampilkan. “mungkin lain kesempatan” katanya.
Akhirnya, pulau Sosota memberikan kesan tersendiri bagi Inho dan kawan-kawan, meskipun hanya sebagai tempat persinggahan, pulau sosota dengan segala keindahan dan kedamaian yang ada padanya membuat Inho ingin lagi, dan lagi mengunjunginya. Sekedar melepas lelah, sekaligus hunting objek-objek yang bisa diabadikan lewat fotografi.
Bagi sahabat-sahabat yang ingin mengeksplorasi keindahan alam di “Timur Jauh” Indonesia, jangan lupa mampir dan beristirahat di pulau Sosota. Salah satu Kepingan surga yang jatuh dan terbawa arus laut, hingga ke timur Indonesia.
Sumber Foto : Ino
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H