Lihat ke Halaman Asli

Nasionalisme, Patriotisme, dan Mendaki Gunung

Diperbarui: 3 Februari 2025   20:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sering orang menganggap bahwa nasionalisme merupakan sinonim dari kata patriotisme, padahal keduanya memiliki makna yang berbeda. Meski memiliki makna yang berbeda, nasionalisme dan patriotisme memiliki peran krusial dalam membangun identitas bangsa. Oleh karena itu, di era globalisasi ini, penting bagi kita untuk memahami akar serta esensi dari nasionalisme dan patriotisme. Pada artikel ini, akan dibahas bagaimana nasionalisme dan patriotisme dapat dipahami melalui pengalaman mendaki gunung serta melihat perbedaan antara nasionalisme yang kaku dan nasionalisme yang tumbuh dari bawah, evolusinya dari masa ke masa, dan kemunculannya yang tak hanya episodik dalam perayaan hari besar tetapi juga episodik dalam kehidupan sehari-hari.

Rocky Gerung dalam siniar Youtube RGTV Channel ID yang berjudul Apa Hubungan Patriotisme dan Mendaki Gunung menyebut bahwa "Nasionalisme sering kali dipahami secara kaku dan homogen, yang dapat berujung pada sentralisme kekuasaan." Pandangan tersebut mengkritik bentuk nasionalisme yang dipaksakan dari atas, dimana retorika kebangsaan digunakan sebagai alat pengendalian sehingga mengesampingkan keberagaman yang merupakan kekayaan Indonesia. Sebaliknya, nasionalisme yang tumbuh dari bawah muncul sebagai ekspresi autentik dari masyarakat, dengan partisipasi aktif dalam kehidupan sosial dan budaya. Bentuk nasionalisme ini mendorong setiap individu untuk merasa memiliki dan berkontribusi secara nyata demi kemajuan bersama.

Nasionalisme merupakan konsep yang dinamis. Pada masa perjuangan kemerdekaan, nasionalisme sering diterapkan secara top-down untuk menyatukan bangsa dalam menghadapi tantangan besar. Di era modern, penerapan nasionalisme telah bergeser menjadi lebih episodik, muncul sebagai respons terhadap peristiwa-peristiwa tertentu seperti pertandingan olahraga, perayaan hari kemerdekaan, atau kampanye media sosial. Meskipun momen-momen tersebut bersifat sementara, tetap mencerminkan semangat kolektif yang ada dalam masyarakat. Tantangan kita ke depan adalah mengubah momen episodik ini menjadi kesadaran dan tindakan berkelanjutan, sehingga semangat kebangsaan tidak hanya terbangkit saat momen-momen tertentu, tetapi juga menjadi bagian dari keseharian.

Di sisi lain, patriotisme adalah konsep moral yang lebih dalam. Prof. Dr. Robertus Robet, M.A. dalam siniar Youtube RGTV Channel ID yang berjudul Apa Hubungan Patriotisme dan Mendaki Gunung  menjelaskan bahwa "Patriotisme bukan hanya tentang berkorban untuk negara, tetapi juga tentang memilih kepentingan-kepentingan yang lebih besar daripada kepentingan pribadi."  

Sebagaimana mendaki gunung mengajarkan kita untuk mempersiapkan diri, menghadapi rintangan dengan keberanian, dan mengandalkan kerja sama untuk mencapai puncak, nasionalisme dan patriotisme mengajak setiap individu untuk bersama-sama meniti jalan menuju kemajuan bangsa. Setiap langkah dalam pendakian, meski penuh tantangan, menunjukkan betapa pentingnya semangat kebersamaan dan pengorbanan untuk mengatasi perbedaan. Dengan tekad yang sama, kita belajar bahwa cinta tanah air bukan hanya sekadar ucapan, melainkan tindakan nyata yang mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan individu.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline