Lihat ke Halaman Asli

menurut saya,,ISLAM solusi keadilan sosial - ekonomi

Diperbarui: 26 Juni 2015   13:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

ISLAM memiliki Rukun Islam dan Rukun Iman, Rukun islam mengukur Ke-islaman sedangkan Rukun Iman mengukur ke-Imanan. Dalam Rukun Islam telah disebutkan 5 rukun Islam :

  • Mengucap dua kalimat syahadat dan menerima bahwa Allah itu tunggal dan Nabi Muhammad SAW itu rasul Allah.
  • Menunaikan shalat lima kali sehari.
  • Mengeluarkan Zakat.
  • Berpuasa pada bulan Ramadhan.
  • Menunaikan Haji bagi mereka yang mampu.

Dalam rukun Islam ketiga yaitu zakat adalah salah satu yang wajib di implementasikan dalam kehidupan sehari-hari. apa sih esensi zakat dalam islam sehingga menjadi salah satu simbolitas keIslaman seorang muslim ? apakah maksud dan tujuan zakat dalam islam ? apakah zakat adalah perintah vertikal semata-mata hanya untuk memperlihatkan kehambaaan kita saja, ataukah zakat lebih kepada manifestasi keimanan seorang muslim kepada Allah SWT melalui kepedulian sesama manusia. Zakat adalah sedekah yang wajib dikeluarkan umat Islam menjelang akhir bulan Ramadhan, sebagai pelengkap ibadah puasa.

gambar : google.com

Secara terminologi syari'ah, zakat merujuk pada aktivitas memberikan sebagian kekayaan dalam jumlah dan perhitungan tertentu untuk orang-orang tertentu sebagaimana ditentukan. Zakat pun terbagi atas dua yakni:

  • Zakat Fitrah Zakat yang wajib dikeluarkan muslim menjelang Idul Fitri pada bulan Ramadhan. Besar Zakat ini setara dengan 2,5 kilogram makanan pokok yang ada di daerah bersangkutan.
  • Zakat Maal (Harta) Mencakup hasil perniagaan, pertanian, pertambangan, hasil laut, hasil ternak, harta temuan, emas dan perak. Masing-masing tipe memiliki perhitungannya sendiri-sendiri.

apakah betul zakat merupakan solusi sebuah keadilan sosial - ekonomi ? dalam perspektif Islam, ekonomi dan sosial sangat berkaitan erat hubungannya, ibarat eratnya pertalian antara kebutuhan materi (benda) dan kebutuhan non materi (batinnya), juga antara jasmani dan rohaninya. Keduannya tidaklah dapat dipisahkan sehingga di suatu waktu menjadi satu. Kebutuhan materi dan kebutuhan batin haruslah sejalan mencapai persinggungan garis yang sejajar dan teratur. Karena apabila materi berjaan sendiri maka dan kehidupan manusia seluruhnya di orientasikan kepada kebutuhan materi maka akan tercipta kehidupan kapitaslisme dunia seperti saat ini. Mengarahkan manusia kepada derajat materi yang rendah yang sangat kotor dan tak lebih seperti hewan. Begitu pun sebalikan jika ruhani (batin) atau moralitas yang menjadi orientasi dan tak menghiraukan materi (harta, gaji, uang, dsb) maka hancurlah kehidupan manusia yang tak bisa lepas dari materi sebagai mana manusia adalah mahluk yang bermateri. Dari kurang lebih 230 juta penduduk Indonesia, menurut BPS (Badan Pusat Statistik) penduduk miskin pada Maret 2009 di Indonesia berjumlah 32,53 juta atau sebesar (14,15persen). Angka yang cukup besar melihat kekayaan alam negeri ini. keadian sosial - ekonomi bagi masyarakat dapat terwujud ketika masyarakat dapat memahami bahwa sebagian dari harta kita adalah milik kaum dhuafa. dengan mengeluarkan zakat maka keseimbangan sosial ekonomi dalam masyarakat dapat terwujud tanpa memandang kelas ''atas'' maupun ''bawah'' sehingga tidak tercipta kesenjangan di tubuh masyarakat. Islam tidak menentang usaha manusia dalam mencari harta sebesar-besarnya, asal halal serta sesuai dengan kaidah-kaidah yang telah di tetapkan. karena logika memberi adalah memiliki, kita tak akan mampu memberi sebelum kita memiliki. Islam tidak sama sekali mengajarkan kita untuk menjadi miskin justru sebaliknya mengajarkan kita untuk menjadi kaya agar dapat memberi sesama ummat. seperti kata pepatah : lebih baik tangan ke bawah (memberi) daripada menengadah ke atas (meminta). Wallahualam bishsawwab. Ambillah zakat dari sebagian harta mereka dengan kamu membersihkan dan menyucikan mereka. Sesungguhnya do’a kamu menjadi ketentraman jiwa mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (Q.S. At-Taubah:103) Faursyah Rosyidin




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline