Lihat ke Halaman Asli

Sentilan Ala Obama...

Diperbarui: 26 Juni 2015   11:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kehadiran Obama yang dinanti-nati sejak tahun lalu, pada akhirnya dapat terbayarkan. Disela-sela bencana alam yang terjadi secara beruntun mulai dari Wasior, Tsunami di Mentawai , sampai dengan meletusnya Gunung Merapi, Obama masih menyempatkan datang dan berkunjung ke Indonesia meskipun agenda kedatangan Obama memang sudah dijadwalkan beberapa sebelumnya yang didahului dengan beberapa kali pembatalan.

Namun demikian Euphoria kedatangan Obama mulai terasa beberapa hari sebelum kedatangannya, terlebih lagi Obama telah memberikan kesan yang sangat mengagumkan dan simpatik kepada hampir seluruh mayoritas masyarakat. Mulai dari opini yang dikemukakan pada saat memberikan kuliah umum di Universitas Indonesia (10 November) mengenai sentilan-sentilan dan guyonan merakyat ala "Bakso dan Sate" dengan menggunakan bahasa Indonesia sehari-hari yang membuat seluruh mata maupun yang mendengar terkagum-kagum akan ingatan dan begitu melekat kesan masa mudanya sewaktu di Indonesia, sampai dengan opini yang menurut saya lebih berkesan pada suatu sindiran mengenai eksistensi pluralisme di Indonesia maupun opininya mengenai keragaman dan kekayaan budaya dan alam sehingga membuat kita sebagai warga Negara Indonesia seharusnya bangga menjadi bagian dari suatu bangsa yang besar.

Dalam hal ini, kedatangan Obama mungkin bisa dikatakan cukup tepat,mengingat kondisi di Indonesia baik itu secara ekonomi, politik, social, maupun budaya berada pada titik yang rendah. Terlebih lagi masalah pluralisme yang akhir-akhir ini sering menjadi potensi konflik di beberap wilayah. Bagi saya ini merupakan suatu sindiran sekaligus mengingatkan bahwa bangsa ini tidak akan bisa menjadi bangsa yang besar tanpa adanya toleransi antar umat, suku, dan ras serta menujung tinggi keutuhan suatu bangsa dengan berlandaskan pada pluralisme tersebut, karena bangsa ini justru didirikan dan diperjuangkan karena adanya pluralisme yang dibangun.

Jika dikaitkan dengan momen hari pahlawan, sindiran Obama juga bisa dijadikan sebagai suatu pelajaran bagi kita anak bangsa, bahwa apapun bentuknya setiap masyarakat memiliki peran yang sangat besar bagi kemajuan suatu bangsa. Perjuangan yang telah dilakukan oleh para pendahulu kita dengan mengorbankan jiwa raga demi suatu kemerdekaan dan kemakmuran suatu bangsa, hendaknya harus tetap kita pelihara dan kita jaga sebaik mungkin, tanpa harus memperdebatkan ataupun mempermasalahkan berbagai perbedaan yang ada, karena itu jugalah yang merupakan bagian dari perjuangan kita sebagai penerus bangsa untuk melanjutkan perjuangan dan cita-cita yang telah dilakukan oleh pendahulu kita. akankah kita harus menjadi bangsa yang terpecah belah? Akankah kita harus menjadi bangsa yang mundur dalam pemikiran? Jawabannya hanya ada pada kita masing-masing sebagai warga negara Indonesia, bagaimana bangsa ini akan dibawa. Ibarat suatu kapal besar yang diisi oleh berbagai penumpang dengan latar belakang yang berbeda namun dengan perbedaan tersebut masih tersimpan suatu tujuan mulia yang sama yaitu menjadikan bangsa ini sebagai bangsa yang besar, bangsa yang memiliki integritas dan identitas yang kuat sehingga bisa dihormati dan diakui oleh seluruh dunia, dan bukan hanya dari seorang Obama saja. (snt)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline