Lihat ke Halaman Asli

Ahmad fauzi

طالب العلم

Antara Kita dan Palestina

Diperbarui: 29 Mei 2021   11:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Foto: BBC

Oleh: Ahmad Fauzi

  Palestina adalah suatu Kawasan atau daearah yang di dalamnya terdapat sebuah kota yang dalam Bahasa internasional disebut Yerussalem dan orang-orang Muslim lebih mengenalnya sebagai masjid Al aqsha, sebuah kota yang  anggap suci dan diperebutkan oleh tiga agama besar di muka bumi ini, yaitu Yahudi Nasrani dan Islam.

  Agama Yahudi menganggap Yerussalem sebagai tanah dijanjikan, sebuah tanah yang dijanjikan oleh Tuhan orang-orang yahudi (Bani Israil) yang diambil dari kitab-kitab suci mereka. Adapun menurut agama Nasrani tempat ini adalah tempat yang suci karena diyakini bahwa ini tempat Yesus mengadakan perjamuan terakhirnya sebelum dikhianati oleh Yudas Iskariot, dan orang-orang Nasrani juga meyakini di sana ada sebuah tempat yang bernama bukit Golgota sebagai tempat penyalib-an Yesus Kristus. Sedangkan bagi umat muslim tempat ini adalah Ardhu Almuqoddas (tanah yang suci) karena tempat ini adalah kiblat pertama umat muslim yaitu Masjil Al aqsha, dan diyakini bahwa tempat ini juga sebagai tempat turunnya Nabi Isa di akhir zaman nanti untuk berperang melawan kemunkaran.

  Masjid Al aqsha juga telah di kisahkan oleh Allah ta'aala dalam peristiwa isra mi'raj Nabi Muhammad dalam firman-Nya surat Al- isra ayat yang pertama:

" سُبۡحَٰنَ ٱلَّذِيٓ أَسۡرَىٰ بِعَبۡدِهِۦ لَيۡلٗا مِّنَ ٱلۡمَسۡجِدِ ٱلۡحَرَامِ إِلَى ٱلۡمَسۡجِدِ ٱلۡأَقۡصَا ٱلَّذِي بَٰرَكۡنَا حَوۡلَهُۥ'',,,

''Maha Suci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Al aqsha yang telah Allah berkahi sekelilingnya...''. Dan juga Nabi Muhammad telah berpesan kepada umat Islam bahwa "Tidak boleh bersusah payah bepergian, kecuali ke tiga tempat, (yaitu) Masjidil Haram, Masjid Rosulullah Shalallahu 'alaihi wasallam, dan Masjidil Aqsha". (HR. Al-Bukhari dan Muslim), itulah alasan mengapa Alquds atau Masjidil Aqsha ini menjadi sebuah tempat penting dan suci bagi umat Muslim yang harus tetap di jaga.

Hubungan antara Indonesia dan Palestina sudah terjalin cukup lama, karena Palestina lah sebagai negara yang pertama mengakui kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945 yang diwakili oleh Syeikh Muhammad Amin Al-Husaini, seorang ulama kharismatik dan mufti besar Palestina, meskipun beliau pada saat itu juga sedang berjuang melawan imperialis Inggris dan Zionis yang ingin menguasai kota Al Quds, Palestina, namun beliau dengan mantap tetap kokoh pendiriannya untuk mendukung kemerdekaan Indonesia, bahkan beliau juga berhasil mendesak negara-negara di Timur Tengah agar mengakui kemerdekaan Indonesia. 

Usahanya pun berhasil meyakinkan Mesir, kemudian Suriah, Irak, Lebanon, Yaman, Arab Saudi dan Afganistan. Tak hanya itu, Indonesia juga memperoleh sokongan dana dari seorang dermawan asal Palestina yang sangat bersipati terhadap perjuangan rakyat Indonesia, yaitu Muhammad Ali Taher, beliau tidak ragu menguras semua tabungannya untuk di serahkan kepada rakyat Indonesia.

Sebagai rakyat Indonesia pasti akan tergugah ketika mendengar saudaranya di Palestina yang masih berjuang melawan kejamnya kolonialisme, bahkan di negara manapun yang sedang terjadi konflik. Karena dalam ideologi bangsa Indonesia sangat menentang keras kolonialisme, seperti yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945 Alinea Pertama: ''Bahwa Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu maka penjajahan diatas dunia harus di hapuskan, karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan perikeadilan''. Kepedulian Indonesia terhadap palestina pun sudah terbukti dengan adanya Lembaga-lembaga sosial di Indonesia yang rutin mengirimkan donasi dari rakyat Indonesia untuk rakyat palesitina, baik itu berupa makanan, pakaian, obat-obatan dan lain-lain. Bahkan donasi dari rakyat Indonesia mampu untuk membangun sebuah Rumah Sakit Indonesia pertama di palestina.

Peduli dengan mereka yang masih berjuang atas hak-hak mereka adalah tanggung jawab bagi setiap insan yang memiliki hati nurani, karena peduli tidak harus memiliki kesamaan dalam  bahasa, ras, agama, suku dan budaya. Akan tetapi cukup menjadi manusia yang memiliki hati nuranilah untuk peduli. Wallahu 'alam

 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline