Lihat ke Halaman Asli

Kisah Sedih Mobil Saya yang Dibaret...

Diperbarui: 17 Juni 2015   23:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

1. Saya sungguh kesel malam ini. Juga sedih. Mobil saya yang masih ngutang itu, tanpa sebab yang jelas, dibaret2 bagian kanannya, digores2 rusak. Apa salah saya dan mobil saya?
2. Saya sudah parkir di tempat yang bener. Saya selalu berusaha agar mobil parkir dengan baik, tak mengganggu orang atau lalu lintas orang. Tadi, saya juga memarkir mobil di tempat yang baik, tepat. Bukan di tengah jalan, tapi di tempat parkiran mobil di depan ruko.
3. Saya tak sadar, begitu sampai rumah baru tahu kalau sepanjang pintu dan bodi mobil sebelah kanan saya digores2 dan dibaret2 secara sengaja. Kalau tahu saat mau memasuki mobil, saya bisa mencari tahu lewat orang2 yg ada di situ saat mobil di parkir.
4. Kalau parkiran saya mengganggu (buat yang punya ruko) kan tak perlu bertindak merusak. Bilang baik2 ke saya, saya pasti minta maaf. Tapi, karena malam, ruko tersebut juga tutup, bahkan di sepanjang parkiran ruko2 itu. Dimana saya mengganggunya?
5. Saya sedih, bukan saja karena bodi mobil jadi baret2, tapi lebih karena merasa dianiaya. Tega sekali orang itu, dan jahat. Saya juga yakin, mobil saya tak menghalangi, mengganggu mobil lain di situ. Saya parkir disitu sudah dengan hati2 dan mempertimbangkan banyak hal. Misal: tidak mengganggu lalin yang padat. Tidak akan mengganggu aktivitas orang lain.
6. Saya sedih, karena juga saya tidak tahu apa motif atau tujuan orang yang membaret bodi mobil saya? Jelas, tujuan merusak. Tapi kenapa? Saya tak bisa memahami dan menangkap pesan apapun dari tindakan pembaretan itu... Misal, tujuannya memperingati saya. Lho, kan bisa ngomong. Saya parkir disitu juga, seingat saya, hanya sekitar 1 jam-an.
7. Jadi apa motifnya? Ah, betapa jahatnya kalau si pembaret itu membaret mobil saya hanya karena ingin membaret?! Senang kalau ada properti orang lain rusak. Puas kalau ada orang merasa sedih dan teraniaya?
8. Khusus untuk mereka yang berlokasi di ciputat, pamulang, dan sekitarnya, mungkin harus ekstra hati2 parkir di lokasi mobil saya itu dibaret. Lokasi persisnya: di deretan ruko di seberang pasar cimanggis, ciputat; bila dari arah ciputat-parung, persis di depan pasar cimanggis ciputat itu ada pertigaan: lurus ke parung dan kanan ke pamulang. Nah, lokasi parkir yang saya maksud yang di pertigaan ke arah pamulang itu di sebelah kiri. Sederetan dengan rs sari asih ciputat.
9. Mengatasi kesedihan ini, dan perasaan teraniaya ini, saya hanya berfikir begini: si pembaret mungkin iri dengan mobil saya yang bagus, mulus dan mahal. Dia tak mampu memilikinya. Dan karena itu, hanya bisa membaretnya. Kesel, karena merasa tak (akan) pernah bisa memiliki mobil sebagus yang saya miliki saat ini. Dia juga sakit hati--seperti saya sakit hati saat ini--karena gagal paham akan sesuatu, akan apa yang terjadi...
10. Kini saya hanya bisa mendoakan: ya tuhan, bukakanlah hati si pembaret, beri dia rizki yang cukup, sehingga dia bisa memiliki mobil bagus, mulus, dan lebih mahal dari yang saya miliki saat ini.(*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline