Baca judulnya jadi ngeri sendiri. Tapi itulah kekhawatiran kami, ibu-ibu yang tinggal di daerah rawan gempa. Tepatnya di daerah yang sesar matano sedang aktif, Sorowako. Bagaimana kalau gempa terjadi saat anak-anak kami di sekolah. Apalagi akhir-akhir ini hampir setiap hari mendapatkan notifikasi gempa bumi dari BMKG.
26 Juli 2019 lalu, terbit postingan dari ujungpandangpos.com, yang judul beritanya Sesar Matano Sangat Aktif, Pemkab Lutim Jangan "Tidur". Sontak hal ini membuat warga resah. Postingan-postingan di medsos hampir semua memposting ulang tulisan tersebut. Bukan untuk menakut-nakuti, tapi agar kita selalu waspada, bahwa gempa bumi tidak pernah bisa di prediksi kapan terjadinya dan tidak bisa pula kita hindari.
Trauma atas gempa palu tahun lalu masih membekas. Dengan jarak yang sangat jauh saja, Sorowako menjadi seperti diayun-ayun sejenak. Bagaimana kalau pusat gempanya berada di Sorowako, seperti yang terjadi di tahun 2011 lalu. Saat itu, saya merasakan sendiri seberapa menakutkan gempa dengan Magnitudo 6.5 itu. Orang-orang berlarian ke tempat yang agak jauh dari danau, yang konon katanya adalah patahan.
Anakku yang masih berusia 4 tahun dan 2 tahun dan banyak anak-anak lainnya tentu belum paham bagaimana dan apa yang harus mereka lakukan jika itu terjadi. Hanya bisa berdoa, Allah akan jaga anak-anakku dan kita semua.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H