Lihat ke Halaman Asli

Peran Pendidikan Multikultur

Diperbarui: 23 Juni 2015   22:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Pendidikan multikultural penting di ajarkan dalam kurikulum pendidikan formal di Indonesia. Pendidikan multikultural sangat penting bagi warga Negara Indonesia karena paradigma pendidikan multikultural sangat bermanfaat untuk membangun kohesifitas, soliditas dan intimitas di antara keragamannya etnik, ras, agama, budaya dan kebutuhan di antara kita. Betapa pentingnya pendidikan multikultural di berikan sejak dari usia dini, karena karakter saling menghargai terhadap kebhinekaan di Indonesia akan tertanam dan menjadikan dan pedoman dalam bertindak untuk saling mengahrgai dan menghormati pluralisme yang tinggi di indonesia.

Peran lembaga pendidikan formal juga cukup penting, diantaranya dapat memberi dorongan dan spirit bagi lembaga pendidikan nasional untuk mau menanamkan sikap kepada peserta didik untuk menghargai orang, budaya, agama, dan keyakinan lain.Harapannya, dengan implementasi pendidikan yang berwawasan multikultural, akan membantu siswa mengerti, menerima dan menghargai orang lain yang berbeda suku, budaya dan nilai kepribadian. Lewat penanaman semangat multikultural di sekolah-sekolah, akan menjadi medium pelatihan dan penyadaran bagi generasi muda untuk menerima perbedaan budaya, agama, ras, etnis dan kebutuhan di antara sesama dan mau hidup bersama secara damai.Apalagi, paradigma multikultural secara implisit juga menjadi salah satu concern dari Pasal 4 UU N0. 20 Tahun 2003 Sistem Pendidikan Nasional. Dalam pasal itu dijelaskan, bahwa pendidikan diselenggarakan secara demokratis, tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi HAM, nilai keagamaan, nilai kultural dan kemajemukan bangsa.

Dalam era globalisasi sekarang masyarakat kurang menyadari pentingnya pendidikan multikultural, masyarakat lebih semakin mengutamakan etnik dan golongan mereka sendiri, merasa lebih baik dan terbaik sehingga muncul etnosentrisme. Betapa kurang sadarnya masyarakat tentang banyaknya suku, ras, agama dll di Indonesia sehingga peluang untuk terjadinya perpecahan di Indonesia sangat besar. Mudahnya masyarakat di adudomba atas nama kepentingan suku atau agama. Seyogyanya kita belajar dari yugoslavia yang pecah belah atas nama etnis. Dan jangan sampai hal itu terjadi di indonesia. Tetaplah berpegang teguh pada “BHINEKA TUNGGAL IKA”

Dapat dikatakan, tujuan utama dari pendidikan multikultural adalah untuk menanamkan sikap simpati, respek, apresiasi, dan empati terhadap penganut agama dan budaya yang berbeda. Lebih jauh lagi, penganut agama dan budaya yang berbeda dapat belajar untuk melawan atau setidaknya tidak setuju dengan ketidak-toleranan seperti inkuisisi (pengadilan negara atas sah-tidaknya teologi atau ideologi), perang agama, diskriminasi, dan hegemoni budaya di tengah kultur monolitik dan uniformitas global




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline