Alat Permainan Edukatif menjadi media pembelajaran yang sudah tidak asing lagi bagi para anak usia dini dan lembaga - lembaga pendidikan di Indonesia.
Manfaat APE sendiri sudah banyak membawakan hasil yang efektif dan sesuai dengan tujuan perkembangan pada anak usia dini. APE sebagai fungsi Pengembangan dalam pembelajaran, sehingga rancangan dalam pembuatan APE harus disesuaikan dengan enam aspek perkembangan anak.
Bermain merupakan aktivitas yang sangat menyenangkan bagi anak sehingga bermain dirancang sebagai proses pembelajaran yang interaktif anatara guru dan anak didik. kaitan pembelajaran melaui permainan memiliki berbagai macam manfaat seperti manfaat motorik, motorik yang berkaitan dengan aktivitas gerak anak mulai dari yang sederhana sampai tingkat kesulitan yang lebih kompleks.
dengan bermain anak tentunya memegang, meraba, memindah yang mengkoordinasikan aktivitas anggota tubuh lain, disetiap permainan anak juga dilatih untuk berkonsentrasi seperti pada permainan menyusun puzzle yang menuntut anak untuk mecocokkan bagian - bagian gambar dan fokus pada pola yang ada didalamnya. setiap keberhasilan dan permasalahan dalam sebuah permainan juga menjadikan anak belajar mengenai konsep dalam sebab akibat seperti memasukkan suatu bidang kedalam lubang bidang yang sama.
Selanjutnya interaksi yang terdapat di dalamnya juga dapat melatih kemampuan berbahasa anak melalui pembendaharaan kata seperti kata perintah dan lain lain.
Kemampuan berbahasa ini seiring waktu juga akan berkembang sesuai dengan konsep permaianan, selain kemampuan berbahasa anak juga dapat meningkatkan dan mengenal konsep warna dan bentuk pada benda yang dimainkan. bentuk -bentuk tersebut biasanya berupa bidang datar yakni segitiga,segiempat,persegi, persegi panjang, lingkaran, segi lima, segi enam dan sebagainya, kemudian mengenal konsep warna dasar merah, kuning, hijau, biru, dan lain - lain.
setelah mengenal manfaat dalam permainan APE kita perlu mengetahui konsep desain dalam pembuatan APE karena APE bukanlah alat permainan yang dapat dengan mudah dibuat tanpa ada perencanaan matang mulai dari pemilihan bahan, tujuan permainan, dan kegiatan yang dapat dikoordinasikan dengan permainan tersebut.
Guru dan orang tua berperan penting dalam hal ini karena guru secara tidak langsung juga bisa mengetahui karakteristik anak didalam kelasnya masing - masing dan orang tua juga sebagai pengawas dalam setiap tahapan perkembangan anak, sehingga perencanaan pembuatan APE harus memperhatikan faktor utamanya yakni merencanakan permainan apa yang akan dibuat, kemudian tujuan dari pembuatan permainan tersebut,
lalu memilih bahan untuk dipersiapkan selanjutnya tahap pelaksanaan dimana permainan sebagai sarana dalam pembelajaran dikelas dan yang terakhir yakni tahap evaluasi, evaluasi waktu yang digunakan dalam permainan tersebut dan efektif digunakan serta membawakan progress dalam tahapan perkembangan anak. setelah mengatur waktu kegiatan perlatan dan perabotan dalam permainan harus ditempatkan sesuai dengan perencanaan awal yakni kebutuhan dan kurikulum anak per Kelas.
permainan sebagai kegiatan yang menyenangkan juga bisa menjadi hal yang membosankan ketika anak bisa melaluinya dengan mudah tanpa ada tantangan dan tingkat kesulitan disetiap tahapnya, maka dari itu tingkat kesulitan dalam permainan akan membuat anak tertantang dan mencoba memecahkan hal - hal baru dengan segala kemampuannya, namun lagi - lagi harus diperhatikan dan difokuskan pada kebutuhan perkembangan anak.
Tingkat kesulitan permainan tidak boleh terlalu mudah dan tidak boleh terlampau sulit dan yang terpenting adalah aman dijangkau oleh anak usia dini. selain itu tingkat kesulitan juga dapat melatih kemandirian anak,meskipun ada guru atau orangtua sebagai pemberi bantuan atau scaffolding ketika anak mengalami kesulitan, namun scaffolding tidak diberikan secara instan melainkan dengan batasan dan aturan yang tetap dapat membantu anak dalam mengatasi kesulitan.