Lihat ke Halaman Asli

Fatur Firdian

pegawsai swasta

Mahasiswa UMM Memberikan Pupuk Fermentasi Gratis kepada Petani di Desa Selorejo

Diperbarui: 29 Agustus 2024   09:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Dalam upaya mendukung pertanian berkelanjutan dan menerapkan praktik ramah lingkungan, mahasiswa dari Universitas Muhamadiyah Malang meluncurkan sebuah inisiatif inovatif: pembuatan pupuk fermentasi dari kotoran kambing yang kemudian didistribusikan secara gratis kepada masyarakat. Program ini bertujuan untuk mengatasi tantangan pemanfaatan limbah organik dan memberikan solusi kepada petani lokal yang memerlukan pupuk berkualitas untuk meningkatkan hasil pertanian mereka. 

Dengan semakin tingginya kesadaran akan dampak negatif penggunaan pupuk kimia, inisiatif ini menawarkan alternatif organik yang ramah lingkungan. Kotoran kambing, yang sering kali dianggap sebagai limbah, memiliki potensi besar sebagai bahan baku untuk pupuk organik. 

Pupuk kimia, meskipun efektif, dapat berdampak buruk pada tanah dan lingkungan jika digunakan secara berlebihan. kami Mahasiswa Universitas Muhamadiyah Malang melihat peluang untuk memanfaatkan kotoran kambing melalui proses fermentasi, yang menghasilkan pupuk organik berkualitas tinggi. Dengan cara ini, mereka tidak hanya mengurangi limbah tetapi juga menyediakan solusi efektif dan terjangkau bagi para  Program ini dimulai dengan pengumpulan kotoran kambing dari peternakan lokal, yang kemudian difermentasi menggunakan metode biologis dengan menambahkan bahan seperti jerami dan bakteri pengurai. 

Setelah proses fermentasi selama beberapa minggu, pupuk siap digunakan. Mahasiswa juga melakukan sosialisasi dan edukasi kepada petani mengenai manfaat pupuk organik serta cara penggunaannya untuk memastikan hasil yang optimal. Distribusi pupuk dilakukan secara gratis kepada petani di komunitas lokal, dengan perhatian khusus pada efisiensi dan pemerataan agar semua petani mendapatkan manfaat yang sama. Hasil dari program ini sangat menggembirakan. Petani melaporkan peningkatan kesuburan tanah dan hasil panen setelah menggunakan pupuk fermentasi. 

Selain itu, program ini meningkatkan kesadaran petani tentang pentingnya praktik pertanian yang ramah lingkungan. Dengan keberhasilan yang dicapai, inisiatif ini menunjukkan bahwa pengelolaan limbah organik dapat berkontribusi positif pada pertanian dan lingkungan. Kesimpulannya, inisiatif Kami dalam pembuatan dan distribusi pupuk fermentasi dari kotoran kambing merupakan langkah positif menuju pertanian yang lebih berkelanjutan. 

Program ini tidak hanya memberikan manfaat langsung kepada petani tetapi juga mendukung kesehatan tanah dan lingkungan. Untuk ke depannya, penting untuk melanjutkan dan memperluas program ini, serta mengembangkan metode pembuatan pupuk yang lebih efisien. Dengan pendekatan ini, diharapkan inisiatif serupa dapat diterapkan di berbagai daerah, memperkuat ketahanan pangan dan mendukung keberlanjutan pertanian di seluruh Indonesia. 

kami Kelompok 27 Gelombang 4 PMM Bhaktiku Negeri terdiri dari Faturrahman Fawaz Firdian, Muhammad Afif Furqon, Yaya Anandhi Tama, Azli Junianto, dan Tatan Adi Nugroho yang berasal dari program studi Agribisnis, Universitas Muhammadiyah Malang. Mereka dibimbing oleh Bapak Drs. Amir Syarifuddin, M.P. selaku Dosen Pembimbing Lapangan (DPL).




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline