Lihat ke Halaman Asli

FATTAH AR ROOFINATA

Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Mengenal Teori Labelling: Howard S Becker

Diperbarui: 10 Desember 2023   01:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Dokumentasi Penulis

Ketika saya mencapai jenjang perguruan tinggi, mejadikan sebutan mahasiswa melekat kepada saya menggantikan sebutan siswa. Saya mersasa masyarakat luas mengartikan Mahasiswa sebagai orang yang lebih bisa. Masyarakat menaruh harapan yang cukup tinggi. Menunggu seberapa besar mahasiswa bisa membawa perubahan.

Kala itu saya sedang melakukan rapat rutin organisasi kepemudaan di desa saya. Agenda rapat waktu itu adalah membahas mengenai pembentukan panitia Ramadhan. Ketika pemilihan  ketua panitia ramadan . ada tiga calon yang diajukan salah satunya adalah saya. Ketika voting hasil yang keluar adalah 60% suara memilih saya sebagi ketua panitia. Saya seidkit heran kenapa banyak yang memilih saya padahal ada dua calon yang lebih senior daripada saya. Saya beberapa kali bertanya kepada teman ysang memilih saya, kenapa meeka memutuskan memilih saya. Dan jawabannya pun mirip-mirip. Mereka menjawab intinya karena saya sudah menjadi mahasiswa jadi mereka mengganggap saya lebih bisa menghandle urusan ini. 

Teori labelling mncul sebagai tanggapan terhadap studi perilaku yang dianggap menyimpang pada tahun 1950-1960an. Pada saat itu, ada penolakan terhadap teori struktural fungsional yangg mengatakan perilaku menyimpang dapat mempengaruhi norma sosial. Teori labelling berpendapat bahwa perilaku menyimpang bukanlah cara seseorang berperilaku, melainkan sekadar "nama" atau label yang diberikan padanya.

Jadi, penjelasannya adlah perilaku menyimpang bukan bawaan dari seseorang, melainkan hasil dari bagaimana orang tersebut dilabeli oleh orang lain. Jurnal ini menjelaskan bahwa label atau penjulukan bukan hanya sekadar definisi, tapi juga bisa menjadi identitas seseorang ketika diberikan padanya.

Becker dalm jurnalnya menyebutkan bahwa kelompok sosial sangat berperan dalam memberi label pada perilaku menyimpang. Proses penjulukan ini bahkan bisa merusak citra diri asli seseorang, menggantinya ddengan citra diri baru yang ditentukan oleh orang lain. Dasar pikiran dalam teori labelling ini menyatakan bahwa jika seseorang dianggap sebagai orang yang menyimpang dan diperlakukan seperti itu, maka ia akan menjadi seperti yang dianggap orang.

Jadi, dari dasar pemikiran teori ini, kita bisa lihat kaitannnya dengan pengalaman yang telah disampaikan. Jika seseorang diberi label sebagai mahasiswa yang lebih bisa dan diperlakukan seperti mahasiswa yang lebih bisa, maka dia akan mengadopsi peran tersebut. Setiap tindakan yang dilakukannya akan dianggap sebagai perilaku seorang mahasiswa.

teori labelling atau penjulukan diperkenalkan oleh Howard S. Becker, seorang sosiolog Amerika yang lahir di Chicago pada 18 April 1928. Becker memperoleh gelar sarjana, master, dan doktor dari University of Chicago, di mana ia berada seangkatan dngan Erving Goffman dan Anselm Strauss. Dalam sejarah sosiologi modern, Becker dianggap sebagai sosiolog paling produktif dengan lebih dari 200 publikasi, termasuk 13 buku.

Becker terinspirasi olleh tokoh seperti George Simmel, Robert E. Park, dan Everett Hughes dalam penulisannya. Beberapa bukunya yang terkenal antara lain "Outsiders" (1963), "Art Worlds" (1982), dan "What about Mozart" (2015). Selama 3 tahun, Becker mengajar sebagai instruktur sosiologi di University of Chicago, dan pada tahun 1965, ia menjadi profesor sosiologi di University Northwestern. Selama 26 tahun hingga tahun 1991, Becker mengajar di University Northwestern dan mjadi profesor tamu di Universitas Manchester. Pada tahun 1996, dengan uniknya, ia mnjadi profesor musik di Universitas Washington hingga pensiun pada tahun 1999. Sejak kecil, Becker memiliki minat besar dalam musik, terrutama piano dan genre jazz.

Referensi :

Ahmadi, D., & Nuraini, A. (2005). Teori penjulukan. MediaTor (Jurnal Komunikasi), 6(2), 297-306.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline