Beberapa teman saya suka bermain judi online. Waktu itu saya berkunjung ke rumah teman dengan maksud awal hanya untuk bertemu, mengobrol, bercanda atau hal-hal yang semacam itu. Saat sampai di rumah teman saya, sudah ada dua teman yang ada disana dan temgah asik bercerita. Saya lupa mereka bercerita apa saja pada waktu itu, tapi saya langsung mengikuti alur cerita mereka dengan mendengarkan dan memberikan beberapa respon dengan tawa dan candaan.
Kemudian, teman saya mulai bererita mengenai dunia perjudian online yang cukup sering mereka lakukan pada waktu itu. Salah satu teman saya bercerita mengenai kemenangannya berjudi, dia juga menunjukkan bukti bukti kemenangannya tersebut, teman saya yang lain juga tidak mau kalah dia juga menunjukkan kemenangannya berjudi dia juga menunjukkan bukti-bukti kemenangannya, tetapi kemenangannya tidak sebesar kemenangan teman saya yang pertama tadi. Pada saat itu lah saya mulai tertarik dengan judi online.
Saya mulai bertanya-tanya mengenai judi online, hingga saya mulai paham garis besar untuk melakukan judi online dan saya pun langsung mencobanya pada saat itu juga.
Menurut saya, pengalaman ini merupakan contoh dari teori Sosiologi Pengetahuan, karena dalam konteks ini, teman-teman saya dapat dianggap sebagai kelompok sosial yang memperkenalkan saya pada suatu kegiatan, yaitu judi online. Pengalaman bersama mereka memberikan pandangan dan pengetahuan bagi saya mengenai judi online, sehingga saya mulai tertarik dan bahkan mencobanya.
Saya mengenal teori sosiologi pengetahuan dari jurnal yang ditulis Hamka dengan judul Sosiologi Pengetahuan: Telaah Atas Pemikiran Karl Mannheim. Dalam jurnal tersebut diungkapkan bahwa sosiologi pengetahuan Karl Mannheim menyoroti keterkaitan antara masyarakat dan ilmu pengetahuan. Pengetahuan seseorang, menurut teori ini, dipengaruhi oleh berbagai faktor sosial yang ada dibelakangnya. Konsep yang sama dapat diartikan dengan cara yang berbeda oleh setiap individu karena perbedaan latar belakang mereka.
Saya memahami teori ini sebagai salah satu lensa untuk melihat sebuah realitas soisal dengan memperhatiakn faktor sosial yang mempengaruhi cara kita memahami dan membentuk sebuah prespektif suatu realita. Sosiologi pengetahuan membantu kita menyadari bahwa sebuah pengetahuan tidak bersifat netral. Namun, terbentuk dengan adanya pengaruh dari faktor sosial, budaya, dan pengalaman yang kita alami. Hal ini membawa kita kedalam satu kesadaran bahwa pandangan atau pengetahuan mengenai realitas sosial dapat berbeda yang disebabkan beragamnya latar belakang sosial.
Karl Mannheim, lahir pada 27 Maret 1893 di Budapest, adalah seeorang sosiolog terkenal asal Hungaria yang dikenal dngan kontribusinya dalam teori sosiologi pengetahuan. Dalam perkembangannya, Mannheim mnjadi figur kunci dalam pemikiran sosiologi modern.
Beliau lulusan Universitas Budapest dengan gelar doktor dalam bidang filsafat, Mannheim menghadiri kuliah Georg Simmel pada tahun 1914 dan kmudian meninggalkan Hungaria pada tahun 1919. Sebelum sampai di Jerman, ia menghabuskan waktu di Austria. Di Jerman, Mannheim menghadiri seminar Husserl dan Heidegger di Universitas Freiburg, serta sering mengikuti acara-acara yang diadakan oleh Marianne Weber.
Pengalaman ini kemudian membawanya ke dalam dunia sosiologi. Salah satu poin penting dalam perjalanan intelektual Mannheim adalah pertemuan dengan Alfred Weber, saudara Max Weber. Max Weber bukan hanya menjadi kolaborator intelektual Mannheim, tetapi juga motivator penting dalam karirnya.
Keterlibatan dan interaksinya pada Marianne Weber dan keluarga Weber membentuk landasan yang kuat bagi pemahaman Mannheim terhadap sosiologi. Mannheim, yang berasal dari keluarga Yahudi kelas menengah dengan ayah yang merupakan seorang pengusaha tekstil, meninggalkan warisan teoritis yang memperkaya sosiologi, khususnya melalui konsep-konsepnya dalam sosiologi pengetahuan. Wafat pada 9 Januari 1947, Mannheim tetap menjadi salah satu pemikir kunci dalam kajian sosiologi modern.