Lihat ke Halaman Asli

Edukasi dan Pembuatan Gummy Candies Daun Kelor untuk Pencegahan Stunting di Desa Jatian, Kecamatan Pakusari

Diperbarui: 26 Januari 2023   09:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. pribadi

Di Indonesia, stunting merupakan masalah kesehatan masyarakat. Indonesia kini menduduki peringkat keenam dunia untuk balita stunting. Stunting, yang juga dikenal sebagai dwarfisme di Indonesia, mengacu pada gangguan perkembangan fisik dan mental anak. Stunting adalah kondisi jangka panjang yang disebabkan oleh kekurangan gizi dan ditentukan oleh tinggi badan anak yang tidak sesuai dengan usianya.

Anak stunting dapat terjadi dalam 1000 hari pertama kelahiran. Kejadian stunting dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain tingkat sosial ekonomi, konsumsi makanan, penyakit, kondisi gizi ibu, penyakit infeksi, defisiensi mikronutrien, dan lingkungan.

Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) melalui Dosen dan Mahasiswa Akademi Farmasi Jember (AKFAR Jember) mengadakan Kegiatan Pengabdian Masyarakat yang bertemakan stunting guna menekan kejadian stunting di Kabupaten Jember. Kegiatan ini membahas tentang Pencegahan Stunting serta memberikan edukasi pembuatan Gummy Candies Daun Kelor di Desa Jatian, Kec. Pakusari, Kab. Jember, Jumat (6/1).

Pengabdian masyarakat ini diketuai oleh dosen Akademi Farmasi Jember yaitu, Dr. apt. Mikhania Christiningtyas E, M.Si. Anggota lainnya adalah apt. Agnis Pondineka Ria A, M. Farm, Kukuh Judy Handojo, S.T., M.M, dan Denok R.A.P., M.Si. dan tim mahasiswa yang terlibat yaitu Alfi Nur Ramadhani dan Moh. Fatra Ilshafa. Tim dosen dan mahasiwa mengajak ibu kader, ibu hamil dan ibu yang memiliki balita untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan ini.

Adapun kegiatan yang dilakukan berupa pemberian edukasi tahap pertama, yaitu pemberian penyuluhan tentang stunting dan cara pencegahannya. Pada kegiatan ini juga diberikan leaflet sebagai pedoman memberikan edukasi kepada kader dan ibu ibu yang hadir. Pemberian edukasi tahap kedua, yaitu pemberian penyuluhan tentang pembuatan gummy candies daun kelor yang juga langsung bisa dicicipi oleh balita yang ikut hadir dalam kegiatan ini. Daun kelor diketahui memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi sehingga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk bisa memenuhi asupan gizi yang mencukupi.

Dok. pribadi


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline