Lihat ke Halaman Asli

Muhammad FatoniHasan

Mahasiswa Sejarah

Pelestarian Kearifan Lokal Temanggung di Tengah Tantangan Globalisasi

Diperbarui: 21 Desember 2024   20:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Globalisasi merupakan hal yang sudah tidak asing lagi di telinga kita, karena globalisasi itu sendiri sudah mulai dikenal sejak manusia mulai melakukan perdagangan antarnegara. Konsep dasar globalisasi itu sendiri bukanlah hal yang baru. Perdagangan yang terjadi membuat banyak negara menjadi lebih dekat secara ekonomi. Tetapi globalisasi bukan hanya tentang perekonomian, namun menyangkut banyak aspek seperti teknologi, komunikasi, politik dan sebagainya.

Budaya dapat menjadi salah satu yang terdampak karena adanya globalisasi. Adanya globalisasi memunculkan budaya baru dari hasil asimilasi maupun akulturasi yang berlaku. Globalisasi menimbulkan banyak masalah dalam kebudayaan yang ada di Indonesia, apalagi budaya lokal yang ada didalamnya. Masalah yang timbul kebanyakan seperti menurunnya rasa peduli dan nasionalisme yang kental dan juga menghilangnya rasa untuk menyebarkan budaya lokal yang sudah turun-temurun.

Tiap wilayah di Indonesia memiliki budaya lokalnya, salah satunya adalah wilayah yang berada di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Kebudayaan lokal di Temanggung sendiri itu jumlahnya banyak karena di tiap desa memiliki budaya  yang lebih kompleks lagi. Banyaknya budaya tersebut juga sering kali menyebabkan adanya akulturasi budaya yang menciptakan budaya baru lagi. Contoh beberapa budaya yang ada di Temanggung adalah tradisi nyadran, sedekah bumi, kuda lumping, wiwit mbako dan masih banyak lagi.

Sebelum kita melanjutkan pembahasan yang lebih dalam lagi, ada baiknya kita untuk mengenal beberapa budaya dan tradisi lokal yang ada di Temanggung. Berikut penjelasannya :

1.Sadranan

Tradisi nyadran merupakan salah satu tradisi khas di wilayah Temanggung yang turun-temurun. Tradisi ini melibatkan upacara atau ritual untuk menghormati leluhur yang telah menetap didaerah ini dan sudah ada sejak zaman dahulu. Tradisi ini biasanya dilakukan pada tanggal-tanggal jawa tertentu, salah satunya pada bulan Ruwah.

Biasanya tradisi ini dilaksanakan dengan menyiapkan sebakul makanan dan minuman yang berasal dari alam, yang setelahnya kemudian diberikan bacaan doa bersama dan pembacaan kitab suci atau mantra-mantra khusus. Setelah semua itu selesai, bakul tersebut diberikan kepada ruh nenek moyang yang ada disekitar kita.

2.Sedekah Bumi

Sedekah bumi ini merupakan tradisi yang rutin digelar setiap setahun sekali. Tujuan adanya sedekah bumi ini adalah sebagai wujud syukur dari warga karena hasil bumi yang melimpah dan akan terus melimpah untuk tahun-tahun berikutnya. Tradisi ini diyakini dapat memberikan keberkahan dan bisa untuk meningkatkan perekonomian. Tradisi ini biasanya dilaksanakan dengan memutari desa/kampung dengan hiburan dan dengan membawa kerucut menyerupai gunung yang dibentuk dengan makanan atau hasil bumi yang melimpah.

3.Kuda Lumping

Kuda Lumping adalah tradisi pertunjukan populer di Jawa Tengah, terutama di Kabupaten Temanggung, yang melibatkan penari menggunakan "kuda" dari anyaman bambu, diiringi musik gamelan, serta sering memuat unsur ritual atau kepercayaan tradisional. Di Temanggung, Kuda Lumping memiliki ciri khas, seperti kostum dengan motif dan warna cerah yang mencerminkan seni rupa lokal, musik dengan instrumen atau lagu khas daerah, gerakan tari yang unik, serta unsur budaya dan cerita tradisional masyarakat setempat. Pertunjukan ini tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga memiliki makna sosial dan spiritual, sekaligus menjadi warisan budaya berharga yang perlu dilestarikan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline