Pasca PD II terjadilah perebutan pengaruh antara Amerika Serikat dengan Uni Soviet yang melahirkan Perang Dingin (Cold War) yang disebut juga sebagai 'perang urat syaraf'.
Perang Dingin adalah suasana internasional yang penuh ketegangan dan bermusuhan akibat konflik ideologi antara Blok Barat (liberal kapitalis) pimpinan Amerika Serikat dan Blok Timur (sosialis komunis) pimpinan Uni Soviet yang berkembang setelah Perang Dunia II berakhir.
Persaingan ideologi ini kemudian diikuti oleh persaingan di aspek yang lain seperti ilmu pengetahuan, teknologi, ekonomi, sosial dan budaya. Pertentangan sistem hidup komunis dan liberalis ini sedemikian intensifnya. Sehingga, pada akhirnya perlombaan senjata tak dapat dihindarkan lagi karena dengan jalan menumpuk kekuatan nuklir itulah jalan terakhir menyelamatkan ideologinya.
Berakhirnya Perang Dingin berdampak besar pada tata kelola sistem global dalam berbagai hal termasuk isu kemanan. Pada era Perang Dingin dunia dikuasasi oleh kekuatan bipolar antara Amerika Serikat dan Uni Soviet. Adanya dua kekuatan besar yang saling bersaing saat itu tentu menjadikan fokus negara adalah upaya menyeimbangi kekuatan lawan. Balance of power yang terjadi pada saat itu tidak lain untuk meningkatkan rasa aman suatu negara dari ancaman pihak lain.
Berakhirnya Perang Dingin dengan keruntuhan Uni Soviet secara otomatis menciptakan situasi hegemon oleh Amerika Serikat dan tersebarnya paham liberalis ke seluruh dunia. Pasca Perang Dingin situasi keamanan global diprediksi akan menjadi lebih baik mengingat kecilnya kemungkinan terjadi konflik antar dua negara besar yang ada sebelumnya menjadi hal yang mustahil.
Prediksi tersebut sempat terbukti dengan keteraturan global yang terjadi dibawah hegemonitas Amerika Serikat dengan hadirnya institusi internasional yang mana tidak ditemukan peperangan ataupun konflik besar antar negara. Negara penganut posmodernis tidak akan berperang melawan satu sama lain terlebih adanya pembatasan yang dilakukan oleh negara hegemon (Sorensen, 2006: 359).
Dapat kita lihat situasi dunia pada masa pra Perang Dingin lebih menekankan aktor negara, sehingga dapat dikatakan bahwa ancaman yang terjadi bersifat langsung (direct) terhadap negara.