Lihat ke Halaman Asli

Fatmawati

Juara 1 Essay Nasional Mahasiswa tahun 2019 dengan penyelenggara Universitas Negeri Surakarta, Juara 2 Artikel Mahasiswa Nasional tahun 2020 dengan penyelenggara DEMA FEBI UIN Banten, Juara 3 Essay Mahasiswa Universitas Negeri Surabaya tahun 2018, Best Presentation Essay Mahasiswa Nasional tahun 2020 dengan penyelenggara Universitas Negeri Padang, Finalis 10 Besar Essay Mahasiswa Nasional tahun 2019 dengan penyelenggara Universitas Negeri Semarang, Lolos Pendanaan Project Penelitian Mahasiswa oleh LPPM Universitas Negeri Surabaya tahun 2019, Lolos Pendanaan 2 Project Penelitian Mahasiswa oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum Universitas Negeri Surabaya tahun 2020, Menyandang Wisudawan terbaik dengan jumlah kredit prestasi terbanyak prodi PMP-KN tahun 2021, Publikasi 4 artikel ilmiah dalam 4 jurnal politik bersinta.

Haruskah Kita Manusia Baik bagi Semua Orang?

Diperbarui: 24 Juni 2023   15:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Sejak kecil, anjuran untuk berbuat baik selalu ditanamkan pada semua anak-anak Indonesia. Berbudi pekerti yang luhur, menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila, taat pada norma-norma sosial di masyarakat sehingga hasil yang diharapkan tentu membentuk individu yang baik. Menjadi manusia yang baik masih termasuk kedalam sebuah pengertian yang abstrak, apakah ketika membantu teman mencontek saat ujian karena banyaknya kegiatan termasuk kedalam menjadi manusia baik? ataukah menjadi manusia yang baik dengan selalu menolong orang lain dan peduli dengan hidup orang lain hingga lupa akan yang namanya privasi? lalu apakah baik itu? dan haruskah kita menjadi manusia yang baik

Tidak ada yang salah dari menjadi manusia yang baik, justru kita harus mendefinisikan ulang konsep dari menjadi manusia baik agar kedepan kata baik bisa lebih menjadi kata yang pasti. Menjadi manusia baik dapat diartikan saat individu tersebut terdorong untuk meringankan atau sekedar membantu kesulitan orang lain tanpa mengharapkan timbal balik, disinilah letak menjadi manusia baik. Menjadi manusia baik saat individu tersebut dapat mengabaikan timbal balik kebaikan yang sudah diberikannya kepada orang lain namun satu hal yang bisa digaris bawahi dari semua tulisan ini yaitu saat kita bisa mengatur seberapa banyak kebaikan yang kita berikan kemasing-masing orang dan dapat membedakan besaran kebaikan tersebut sejatinya itulah yang disebut manusia baik.

Tidak semua orang layak dan harus menerima kebaikan dari diri kita sendiri, dalam konsep stoicism menekankan pada hal-hal yang bisa kita kendalikan termasuk juga besaran kebaikan kita kepada orang lain. Untuk teman kantor yang hanya sebatas hubungan pekerjaan, kamu bisa mengatur seberapa banyak kebaikanmu misalnya dengan hanya 60% artinya kamu akan menjadi baik saat teman kantormu membutuhkan bantuanmu untuk membantu pekerjaannya tapi tidak menjadi baik untuk kebiasaan menghutangnya. Tapi kamu bisa menjadi manusia baik 90% untuk adikmu saat dia memintamu untuk memberikan uang jajan tambahan saat dia sedang mengikuti program pertukaran pelajar IISMA. Oleh karenanya, menjadi manusia baik adalah sebuah seni dimana kamu bisa mengukur sebarapa banyak kebaikan yang akan kamu berikan ke masing-masing orang sebab dengan ini kamu bisa mendefinisikan sendiri bagaimana menjadi manusia baik demi kesehatan mentalmu!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline