Sebuah ledakan semangat pendidikan terjadi ketika ADOBSI menggelar acara seminar penuh warna dengan tema "Menulis Tesis Berkualitas dan Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Proyek dan Studi Kasus". Sesi seminar yang dihelat oleh Asosiasi Dosen Bahasa dan Sastra Indonesia ini berhasil merubah citra keringnya menulis tesis menjadi sebuah petualangan menarik yang penuh warna. ADOBSI dengan penuh semangat membuka pintu kreativitas di kampus, menunjukkan bahwa Bahasa Indonesia tidak hanya bisa diajarkan, tetapi juga dinikmati.
Sebagai mahasiswa mendengar kata "tesis" mungkin langsung memunculkan gambaran kering, stapler berjajar, dan kantong kopi yang tak pernah kosong. Tapi, tunggu dulu! ADOBSI (Asosiasi Dosen Bahasa dan Sastra Indonesia) memutar balik paradigma itu dengan acara seminar seru berjudul "Menulis Tesis Berkualitas dan Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Proyek dan Studi Kasus". Kita tahu, bahasa Indonesia kadang dapat terasa lebih berat dari buku teks fisika, tapi ADOBSI dengan lincahnya membuka jendela baru ke dunia pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan.
Seminar ini bukan sekadar deretan pakar dengan dasi kaku, melainkan panggung di mana gagasan-gagasan brilian merayap keluar dari dada para pembicara. Tema "Menulis Tesis Berkualitas" tidak lagi terasa seperti beban, melainkan tantangan yang menggairahkan. ADOBSI menunjukkan bahwa menyusun tesis bisa menjadi perjalanan petualangan, bukan hanya peta jalan yang membosankan. Dalam perjalanan menulis tesis, ADOBSI mengajak peserta seminar untuk memandangnya sebagai proses eksplorasi ilmiah yang seru. Dengan sentuhan humor dan saran praktis, mereka berhasil memecah ketakutan akan tesis yang terkadang membuat mahasiswa gelisah. Ternyata, menulis tesis bisa menjadi petualangan yang mengasyikkan, bukan batu sandungan yang menakutkan.
Namun, tidak hanya tentang tesis, pembelajaran Bahasa Indonesia di kampus juga mendapat sorotan tajam. ADOBSI dengan cerdas mengangkat isu pembelajaran berbasis proyek dan studi kasus. Mereka membuktikan bahwa belajar bahasa tidak harus identik dengan tidur-tiduran di ruang kelas. Dengan metode berbasis proyek, mahasiswa diajak untuk menjadi pencipta, bukan hanya penghafal. Setiap proyek menjadi canvas di mana setiap warna dan goresan kata merangkai kisah pembelajaran yang tidak terlupakan.
Seminar yang telah berlangsung tidak hanya berhasil membuka mata kita terhadap standar kualitas dalam penulisan tesis, tetapi juga secara brilian menjelajahkan peran bahasa Indonesia sebagai senjata kreatif yang dapat diandalkan di kehidupan sehari-hari. Melalui perbincangan dan diskusi yang bersemangat, acara tersebut tidak hanya mengajak kita untuk memahami kualitas sebuah tesis, tetapi juga mengajak kita untuk melibatkan bahasa Indonesia dalam wacana kehidupan nyata dengan segala kekreatifan yang dimiliki. Inilah saatnya kita menyongsong pembelajaran yang tidak hanya menyenangkan dan kreatif, tetapi juga penuh semangat, di mana Bahasa Indonesia bukan hanya sebuah alat komunikasi, melainkan juga senjata kreatif yang siap memberikan dampak positif di dunia nyata.
Penulis
Fatmawati & Muhammad Rohmadi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H