Lihat ke Halaman Asli

Kepingan Cinta

Diperbarui: 10 Januari 2025   10:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dulu cinta kita retak di tengah badai,
Hancur berderai, berserak tanpa arah,
Hati yang dulu penuh pelangi dan damai,
Kini tertutup mendung yang tak kunjung pasrah.

Namun waktu, dengan langkah lembutnya,
Menyembuhkan luka yang hampir terlupakan,
Mengumpulkan kepingan yang pernah terpecah,
Mengajarkan kita arti kebersamaan.

Dalam setiap bisikan angin malam,
Ada harapan yang tak pernah hilang,
Kepingan cinta yang perlahan dirajut,
Kembali utuh, walau harus tertatih-tatih jalang.

Kini kita berdiri, tangan saling menggenggam,
Melewati jejak yang penuh duka dan pilu,
Membangun kembali cinta yang tenggelam,
Menjadi bahtera yang kokoh tanpa ragu.

Kepingan cinta ini adalah anugerah,
Dari luka yang mengajarkan kesabaran,
Kini utuh, menjadi cerita indah,
Tentang dua hati yang saling memperjuangkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline