Di atas tubuhku, debu menari
seperti hujan yang turun tanpa henti.
Halaman-halamanku mengerang sunyi
menanti sentuhan yang tak pernah kembali.
Dulu, aku hidup dalam genggaman
membawa cerita ke jiwa-jiwa yang haus.
Kini, aku terdiam dalam kesepian
tenggelam dalam waktu yang tiada arus.
Debu ini adalah bukti luka
bahwa aku terlupa dalam ruang tanpa suara.
Setiap butirnya menambah beban