Lihat ke Halaman Asli

Takdirku dalam Rintik Hujan

Diperbarui: 9 Oktober 2024   22:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Takdirku Mengalir dalam Rintik Hujan

Di antara awan kelabu yang bergelayut rendah,
Rintik hujan menyapa lembut di pipi,
Aku menunggu, merasakan setiap tetesnya,
Seolah ia membawa pesan dari langit tinggi.

Takdirku mengalir dalam rintik hujan,
Mengiringi irama alam yang sunyi,
Cinta yang tertulis di balik kabut,
Menemukan jalannya, perlahan mendekati.

Kusapa langit dengan doa-doa tersembunyi,
Bertanya tentang dirimu yang kutunggu,
Akankah rintik ini membawamu padaku,
Atau hanya sekedar menyapu bayangmu?

Namun dalam tiap tetes, ada kehangatan,
Meski dingin, kutemukan harap tak henti,
Bahwa jodohku, dititipkan pada hujan,
Mengalir lembut, datang sesuai janji.

Maka kubiarkan hujan menari di hatiku,
Menitip takdir yang tak terbaca mata,
Karena aku tahu, di balik rinai yang jatuh,
Jodohku akan hadir, seindah pelangi di angkasa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline