Lihat ke Halaman Asli

Nikmat yang Tak Terhitung

Diperbarui: 7 September 2024   13:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di langit yang terbentang luas,
Di bumi yang penuh rahmat,
Setiap hembusan angin adalah anugerah,
Setiap tetes hujan membawa berkah.

Matahari terbit, menyapa dengan hangat,
Bulan terbit, bintang-bintang menghias malam pekat,
Dalam setiap langkah, dalam setiap desah,
Nikmat mana lagi yang kau dustakan?

Pepohonan menari di atas tanah subur,
Lautan berbisik dengan gelombang yang tenang,
Burung-burung bernyanyi, angin membawa harumnya,
Nikmat mana lagi yang kau dustakan?

Dari hujan yang membasahi tanah gersang,
Dari rezeki yang datang tanpa pernah kau tahu,
Dari cinta yang tersemat di hati manusia,
Nikmat mana lagi yang kau dustakan?

Mata yang melihat, hati yang merasa,
Tangan yang bekerja, kaki yang melangkah,
Segala yang ada, tak luput dari rahmat-Nya,
Nikmat mana lagi yang kau dustakan?

Setiap detik, setiap hela napas,
Adalah bukti cinta dari Sang Pencipta,
Namun sering terlupa dalam kesibukan dunia,
Nikmat mana lagi yang kau dustakan?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline