Lihat ke Halaman Asli

Jiwa Pemberani di Bawah Purnama

Diperbarui: 13 Juli 2024   22:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di malam yang sunyi dan gelap,
Aku mengingatmu, Ayah tercinta,
Jiwa pemberani yang tak pernah pudar,
Di bawah cahaya bulan yang mempesona.

Setiap langkahmu menorehkan keberanian,
Menjadi teladan dalam kehidupan yang penuh cabaran,
Cahayamu menyinari jalan yang berliku,
Membimbing langkahku di tengah kegelapan.

Di balik kerut dahi dan rambut yang memutih,
Tersembunyi kisah-kisah tentang perjuangan,
Dalam setiap sorot matamu yang tegas,
Terpancar kehangatan dan kebijaksanaan.

Ayah, dalam pelukanmu aku merasa aman,
Kau adalah benteng yang tak pernah roboh,
Dalam bisikan doa dan nasihat yang bijak,
Kau menguatkan hatiku dalam setiap ujian.

Cinta dan pengorbananmu tak terhingga,
Tersirat dalam setiap kecupan di keningku,
Dalam puisi ini, kucurahkan rindu yang mendalam,
Untuk ayahku, pahlawan sejati dalam hidupku.

Jiwa pemberanimu membara di dalam hatiku,
Menyulut semangat untuk terus berjuang,
Di bawah cahaya bulan yang mengambang,
Aku merindukan kehadiranmu, Ayah tercinta.

Namun meski waktu memisahkan kita,
Kisahmu akan selalu kutinggalkan dalam kenangan,
Sebagai teladan tentang keberanian sejati,
Ayah, dalam hatiku engkau tetap abadi.Jiwa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline