Lihat ke Halaman Asli

Rintik Terakhir yang Mengusap Air Mata

Diperbarui: 7 Juli 2024   22:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di ujung hujan, rintik-rintik terakhir turun perlahan,
Menyeka air mata bumi yang penuh duka.
Setetes demi setetes, menghapus luka yang pernah ada,
Membawa pesan bahwa setiap kepedihan akan sirna.

Rintik terakhir yang menggema dalam hening,
Menyisakan jejak harapan di atas tanah basah.
Sinar senja menyinari, memancarkan keajaiban,
Membawa cahaya di tengah kegelapan yang menyelimuti.

Di kejauhan, pelangi mulai terbentang,
Menyambut langit yang mulai bersih dari awan kelabu.
Rintik terakhir, titik temu antara senja dan malam,
Menyatu dalam damai, menghadirkan keindahan yang sunyi.

Bunga-bunga merona, mekar dengan gemulai,
Menyambut datangnya waktu untuk tumbuh dan berkembang.
Rintik terakhir yang menyapu, menyegarkan bumi,
Mengajarkan bahwa setiap perpisahan, membawa kelahiran yang baru.

Rintik terakhir yang menghapus air mata,
Menyisakan kesegaran dalam pelukan alam.
Heningnya malam yang datang, memeluk kehadiran,
Rintik terakhir, lambang kehidupan yang terus berputar.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline