Lihat ke Halaman Asli

Hujan & Kenangan

Diperbarui: 6 Juli 2024   17:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hujan turun perlahan di sore yang redup,
Membawa serta kenangan yang terpendam,
Tetes demi tetes, seolah melukis waktu,
Mengungkap kisah lama yang lama tenggelam.

Di balik tirai air yang jatuh berirama,
Terbayang wajah-wajah yang pernah singgah,
Senyum dan tangis, tawa dan duka,
Semua hadir kembali, tanpa cela.

Jalanan basah menjadi cermin masa lalu,
Menggambarkan langkah-langkah yang pernah bersama,
Setiap tetesan mengingatkan pada rindu,
Yang kini hanya tinggal cerita di dalam jiwa.

Dalam kesendirian, ku dengar suara hujan,
Seperti bisikan lembut dari waktu yang lalu,
Mengajakku kembali ke hari-hari silam,
Di mana cinta dan harapan tumbuh dalam kalbu.

Daun-daun meneteskan air mata alam,
Menjadi saksi bisu dari perjalanan hati,
Hujan membawa serta kenangan yang terpendam,
Mengalirkan rasa yang tak pernah mati.

Di setiap rintik, ada sentuhan lembut,
Menghapus debu-debu yang menutupi ingatan,
Membawa kedamaian, dalam waktu yang larut,
Mengajak jiwa merenungi kenangan yang terpendam.

Hujan dan kenangan, dua sahabat setia,
Mengisi relung hati dengan cerita lama,
Meskipun waktu terus melaju tanpa henti,
Kenangan terpendam akan selalu abadi.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline