Lihat ke Halaman Asli

Rindu bersama Hujan

Diperbarui: 5 Juli 2024   21:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pagi datang dengan sapaan lembut,
Hujan semalam masih meninggalkan jejak,
Tanah basah menguarkan aroma hangat,
Menghidupkan kenangan di setiap langkah.

Jalan setapak terlukis dalam genangan,
Menggambarkan jejak yang pernah tercipta,
Di antara rintik-rintik yang telah reda,
Ada cerita lama yang kembali menyapa.

Daun-daun gemericik, membasuh diri,
Seperti mengingatkan pada hari yang silam,
Ketika kita berjalan di bawah payung biru,
Berbagi tawa, berbagi mimpi tanpa kelam.

Udara segar membawa pesan rahasia,
Dari masa lalu yang tak pernah pudar,
Mengisi pagi dengan sentuhan nostalgia,
Mengajak hati untuk kembali berdebar.

Setiap tetes embun yang jatuh perlahan,
Seolah mengukir memori di pagi yang basah,
Kenangan manis bersemi dalam keheningan,
Menjadi harta karun yang tak ternilai.

Pagi yang basah menyimpan sejuta cerita,
Tentang cinta yang pernah ada dan pergi,
Jejak kenangan di hati takkan sirna,
Meski waktu terus berlalu tanpa henti.

Di bawah langit yang masih kelabu,
Ku temukan damai dalam renungan,
Jejak kenangan di pagi yang basah,
Adalah puisi hidup yang penuh makna.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline