Lihat ke Halaman Asli

Dapur Kenangan & Cinta

Diperbarui: 30 Juni 2024   16:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di dapur rumah ibu yang sederhana,
Terjalin kenangan dan cinta abadi,
Setiap sudutnya menyimpan cerita,
Tentang hari-hari penuh kasih.

Panci dan wajan berbaris rapi,
Menghadirkan aroma masakan lezat,
Seperti hangatnya pelukan ibu,
Yang selalu membuat hati tenang.

Roti yang dipanggang dengan cinta,
Mengisi rumah dengan keharuman manis,
Menjadi saksi bisu,
Dari tangan ibu yang penuh keajaiban.

Di atas meja kayu yang sederhana,
Tersaji hidangan sarapan pagi,
Di situlah kami berkumpul,
Berbagi cerita dan tawa.

Setiap resep yang ibu wariskan,
Adalah warisan kasih tak ternilai,
Mengajarkan kita tentang kesabaran,
Dan seni mencintai dalam hal-hal kecil.

Saat malam tiba dan lampu menyala,
Dapur berubah menjadi tempat berkumpul,
Di mana cerita-cerita masa lalu,
Mengalir dengan hangatnya teh manis.

Di dapur itu, ibu mengajariku,
Bahwa cinta tidak selalu diungkapkan,
Melalui kata-kata atau hadiah mewah,
Tapi dalam perhatian dan kehadiran.

Setiap kali memotong sayur,
Atau mengaduk sup di atas kompor,
Ada doa yang terselip,
Untuk kebahagiaan dan kesehatan kita.

Dapur kenangan dan cinta,
Adalah tempat di mana waktu berhenti,
Di mana setiap aroma dan rasa,
Mengikat kita dalam satu keluarga.

Ketika jauh dari rumah,
Kenangan dapur ibu selalu membekas,
Menghangatkan hati yang merindu,
Menghadirkan kembali cinta yang tulus.

Di dapur itu, cinta ibu mengalir,
Melalui setiap hidangan yang disajikan,
Mengajarkan kita bahwa cinta,
Adalah tentang memberi tanpa pamrih.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline