Lihat ke Halaman Asli

Senandung di Jendela

Diperbarui: 30 Juni 2024   11:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di jendela rumah ibu,
Senandung lembut selalu terdengar,
Menyusup melalui celah-celah kayu,
Mengiringi pagi dengan alunan cinta.

Angin pagi yang sejuk membawa,
Melodi yang begitu akrab,
Lagu-lagu masa kecil kita,
Yang ibu nyanyikan dengan penuh kasih.

Dari jendela itu, kita melihat,
Dunia yang penuh warna,
Dengan senyuman ibu sebagai latar,
Yang membuat segalanya tampak indah.

Saat hujan turun perlahan,
Senandung ibu menjadi lebih syahdu,
Seperti pelukan hangat,
Mengusir dingin dan kesepian.

Ketika matahari mulai tenggelam,
Dan senja memeluk hari,
Senandung di jendela itu,
Menjadi pengantar kita menuju malam.

Dalam senandung itu, ada cerita,
Tentang harapan dan mimpi,
Tentang cinta yang abadi,
Yang selalu mengiringi langkah kita.

Jendela itu bukan sekadar penanda,
Tapi juga pintu menuju kenangan,
Di mana kita bisa kembali,
Dalam pelukan senandung ibu.

Setiap nada yang terdengar,
Adalah ungkapan cinta yang tulus,
Menyatu dengan angin dan waktu,
Mengalun dalam hati kita selamanya.

Di jendela rumah ibu,
Senandung lembut selalu ada,
Menjadi saksi bisu,
Tentang kasih sayang yang tak pernah usai.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline