Lihat ke Halaman Asli

Rumahku Surgaku

Diperbarui: 27 Juni 2024   18:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di antara dinding-dinding yang teguh berdiri,
Terbentanglah rumahku, tempat di mana hati berlabuh.
Tidak megah atau besar, namun penuh dengan makna,
Di sanalah surgaku bersemi dalam kehangatan yang tulus.

Pintu kayu sederhana menyambut dengan senyum,
Membuka jalan ke dunia yang penuh dengan cinta.
Di dalamnya, cahaya matahari menyinari setiap sudut,
Menyambut kedatangan dengan hangat dan penuh doa.

Jendela-jendela kecil menghadap ke halaman yang hijau,
Menyuguhkan pemandangan alam yang menyejukkan jiwa.
Di sana, dedaunan bergerak mengikuti irama angin,
Mengalirkan ketenangan dan kedamaian dalam setiap hembusan.

Dapur kecil dengan meja kayu bulat,
Tempat berkumpul keluarga, berbagi cerita dan tawa.
Di sana, aroma masakan menggoda selera,
Menyatukan hubungan dalam kebersamaan yang berharga.

Ruang keluarga dengan sofa yang nyaman,
Tempat berbagi kisah-kisah hidup yang berwarna.
Di samping perapian, hangatkan malam yang dingin,
Menghangatkan hati dalam kebersamaan yang mendalam.

Kamar tidur dengan kasur yang lembut,
Menjadi tempat beristirahat setelah seharian beraktivitas.
Di sini, mimpi-mimpi indah menghampiri,
Menenangkan pikiran dalam pelukan kelembutan malam.

Halaman belakang dengan taman yang rindang,
Menjadi tempat bermain dan merenung di bawah langit biru.
Di sana, bunga-bunga bermekaran dengan indah,
Menghadirkan keindahan alam yang mempesona.

Rumahku bukan hanya sekadar tempat tinggal,
Ia adalah bagian dari diriku yang paling berharga.
Tempat di mana cinta dan kasih sayang berkembang,
Menjadi surgaku di dunia ini, tempat jiwa selalu kembali.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline