Lihat ke Halaman Asli

Alun Alun Bandung

Diperbarui: 19 Juni 2024   22:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di kala senja perlahan menghilang,
Dan malam mulai merajut selimut hitam,
Alun-alun menyambut dengan gemerlap,
Cahaya lampu berkilauan indah.

Riuh rendah suara tawa dan canda,
Menyatu dalam harmoni malam kota.
Para pedagang menggelar dagangan,
Menawarkan kenikmatan dalam kerlip cahaya.

Anak-anak berlari, bermain riang,
Dengan sorot mata penuh kebahagiaan.
Seakan waktu berhenti sejenak,
Menikmati pesona malam yang mempesona.

Langit malam dihiasi bintang gemintang,
Menyaksikan keramaian di bawah sana.
Remang-remang cahaya neon memancar,
Memberi kehidupan pada setiap sudut.

Pasangan muda berjalan beriringan,
Mengukir kenangan di bawah rembulan.
Janji setia terucap dalam bisikan,
Di antara semilir angin yang membawa kedamaian.

Waktu terus berjalan tanpa henti,
Namun alun-alun tetap berseri.
Menjaga setiap kisah yang tercipta,
Dalam pelukan malam yang setia.

Pesona malam di alun-alun,
Adalah lukisan hidup yang penuh warna.
Menghadirkan keindahan dalam kesederhanaan,
Menjadi saksi bisu cinta dan kebahagiaan.

Di sini, di bawah langit malam yang tenang,
Alun-alun memeluk mimpi dan harapan.
Menyimpan cerita yang tak lekang oleh waktu,
Dalam pesona malam yang abadi.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline