Lihat ke Halaman Asli

Arah Pulang

Diperbarui: 19 Mei 2024   05:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di balik cakrawala senja, arah pulang menanti,
Jalan setapak berliku, melintasi mimpi dan sunyi.
Angin berbisik lirih, mengiringi langkah hati,
Dalam desah lembutnya, kenangan lama terjalin.

Arah pulang tak selalu lurus, kadang menyempal,
Mengajak kita menyusuri jejak masa lalu yang pudar.
Di setiap tikungan, bayang-bayang kenangan memeluk erat,
Menuntun kaki lelah kembali ke pangkuan rumah yang hangat.

Di sudut-sudut sepi, harapan tumbuh subur,
Seperti bunga liar yang mekar di antara kerikil.
Arah pulang bukan sekadar tujuan, tapi perjalanan,
Mengumpulkan serpihan jiwa yang berserak di jalan kehidupan.

Langit malam menabur bintang, memberi sinyal petunjuk,
Cahaya kecil yang menyala, menjadi kompas di gulita.
Arah pulang adalah nyala dalam dada yang tak pernah redup,
Mengantar kita pulang, meski badai dan hujan menghalang.

Dalam pelukan rumah, kita temukan damai sejati,
Arah pulang membawa kita pada akar dan janji.
Setiap langkah adalah doa, setiap napas adalah syukur,
Karena pulang adalah pulih, dan rumah adalah cinta abadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline