Lihat ke Halaman Asli

Semanis Madu

Diperbarui: 6 Februari 2024   23:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Semanis madu, dalam sentuhan pagi,
Cair di lidah, menghadirkan rasa bahagia.
Gulungan aroma, seperti panggilan asmara,
Semanis madu, di setiap tetes bernyanyi.

Di lembah bunga, lebah berkisah,
Mengumpulkan manis dalam setiap perjalanan.
Madu itu, puisi yang diberikan alam,
Dalam setiap sentuhan, keajaiban terungkap.

Warna keemasan, cermin matahari terbenam,
Semanis madu, di dalam botol yang tersegel.
Menyelimuti dunia dalam kehangatan,
Dalam setiap sentuhan, meresapi kelembutan.

Tersimpan dalam sarang, karya koloni teliti,
Semanis madu, bukti cinta dan kebijaksanaan.
Di antara lebatnya hutan dan padang rumput,
Dalam setiap tegukan, terasa keajaiban.

Mengalir lembut, seperti lagu perasaan,
Semanis madu, di bibir hidup yang lara.
Menciptakan kenangan, dalam setiap rasa,
Dalam setiap sentuhan, kelezatan mewah.

Semanis madu, simbol kehidupan dan kesuburan,
Di setiap sudut, kebaikan yang tercurah.
Menghangatkan hati, seperti pelukan ibu,
Dalam setiap tetes, keindahan murni.

Jadilah semanis madu, dalam setiap sikap,
Bawa kelembutan, di dalam kehidupan yang rapuh.
Sebar kebaikan, dalam setiap tatapan,
Seperti semanis madu, jadikan dunia indah.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline