Lihat ke Halaman Asli

Suratan Takdir

Diperbarui: 5 Februari 2024   00:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di lintasan waktu yang tak terbatas,
Suratan takdir membentang melingkari kita.
Seperti helai benang yang halus,
Menghubungkan hati-hati yang tak terduga.

Dalam kegelapan malam yang sunyi,
Bintang-bintang berbisik rahasia suratan.
Langkah-langkah kita yang terhenti,
Menyusuri jalan yang telah tertulis di langit.

Cinta, sejatinya puisi yang tertulis oleh takdir,
Mengalir di sungai waktu, mengikuti jejak langkah kita.
Seperti dedaunan yang jatuh dengan gemetar,
Cinta datang dalam gerimis rahasia yang berbisik.

Dalam perjumpaan yang diatur oleh langit,
Hatimu dan hatiku bertemu dalam harmoni.
Mengurai benang suratan yang tak terlihat,
Melukiskan kisah cinta yang tak terduga.

Suratan takdir, pembimbing langkah kita,
Menuju titik temu di ujung waktu.
Di setiap detik yang berdenting,
Cinta memainkan simfoni suratan takdir.

Pada akhirnya, kita menjadi satu,
Dalam puisi yang terukir di ruang takdir.
Suratan yang membawa kita bersama,
Mengarungi lautan cinta yang tak berujung.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline