Hujan yang membawa pelukan kasih,
Menyapu kota yang lelah dan haus.
Tetesan-tetesan pelipur lara,
Membasuh luka-luka kota yang terpendam.
Di lorong-lorong jalanan yang sunyi,
Hujan datang sebagai penawar sepi.
Menyentuh setiap sudut gelap,
Menghapus jejak kota yang lesu.
Aspal basah merefleksikan lampu kota,
Seperti kilauan harapan di malam gelap.
Hujan menyiratkan cerita yang tak terungkap,
Membawa kelegaan dalam setiap tetesnya.
Jendela kafe menyuguhkan pemandangan,
Hujan mengalir di jendela hati kota.
Seakan mata air lara mendalam,
Mengalir menjadi sungai kasih yang mengerti.
Dalam gemuruh dan desiran air,
Kota menangis dan tersenyum bersama hujan.
Luka-luka tergores di dinding beton,
Dibasuh dengan lembut oleh tetesan berkah.
Hujan yang membawa harapan,
Membasuh kota, memulihkan hati yang terluka.
Di setiap butir air yang jatuh,
Ada doa untuk kota yang semakin tegar berdiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H