Lihat ke Halaman Asli

Melodi Malam yang Hilang

Diperbarui: 29 Januari 2024   22:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di taman hati yang subur dan indah,
Bunga-bunga hati berkembanglah dengan cinta.
Warnanya merona, seperti lukisan senja,
Menyinari jiwa, penuh kehangatan yang tulus.

Bunga hati yang pertama, beri nama harapan,
Mekar di musim kering, menghadirkan pengharapan.
Kelopaknya membentang, seperti pelukan kasih,
Menyemai kebahagiaan, di setiap langkah hidup ini.

Lalu datanglah bunga kedua, bernama kesabaran,
Tumbuh di tengah duka, memancarkan keindahan.
Terurai lembut, ketika hujan mengguyur,
Menyirami jiwa, membuatnya semakin subur.

Bunga hati ketiga, sambutlah dengan ridha,
Kuncinya kebahagiaan, terletak pada penerimaan diri.
Berkibar seperti bendera damai di langit biru,
Menyapu segala duka, membawa kedamaian yang abadi.

Tidak ketinggalan bunga keempat, bermacam warna kasih sayang,
Bertaut erat, membentuk tali persaudaraan yang abadi.
Menyinari kegelapan, menghangatkan hati yang gundah,
Sebagai bukti bahwa cinta adalah bahasa universal.

Bunga hati yang kelima, namanya keberanian,
Berkembang di tengah badai, menunjukkan keteguhan.
Ketika angin berhembus kencang, dan badai melanda,
Bunga ini tetap tegar, menunjukkan kekuatan sejati.

Oh, taman hati yang penuh makna,
Dengan bunga-bunga yang bermakna.
Teruslah berkembang, mekar dengan indah,
Menyinari dunia, sebagai bungga hati yang selalu abadi.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline