Lihat ke Halaman Asli

Rindu di Musim Gugur

Diperbarui: 27 Januari 2024   21:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Daun-daun gugur menari-nari,
Di atas panggung musim gugur yang merayu,
Tarian rindu melambai perlahan,
Dalam gemulai kecantikan yang mempesona.

Angin sepoi-sepoi memainkan seruling,
Melodi tarian meresapi hati,
Musim gugur menyaksikan perpisahan,
Namun tarian rindu tetap melingkupi.

Warna-warni dedaunan yang berguguran,
Bagai cat air di atas kanvas langit,
Tarian rindu terukir dalam setiap gerakan,
Menyiratkan kisah yang tak terungkap.

Rindu yang merajut di antara cahaya matahari,
Menghangatkan kesejukan musim gugur,
Tarian rindu, langkah yang penuh makna,
Menyusuri jejak kesendirian yang terbentang.

Dalam keheningan musim yang meranggas,
Tarian rindu berbisik di telinga malam,
Di setiap langkah, ada kerinduan yang mengalun,
Seperti daun-daun yang jatuh dengan pelan.

Musim gugur adalah panggung yang sunyi,
Namun tarian rindu tetap menari,
Menyelipkan cerita di antara rongga waktu,
Di tengah hembusan angin yang berbisik.

Pohon-pohon tua menjadi saksi bisu,
Terhadap tarian rindu yang tak kunjung usai,
Musim gugur menyimpan keindahan pilu,
Dalam tarian rindu yang abadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline