Lihat ke Halaman Asli

Melipat Waktu

Diperbarui: 30 Desember 2023   22:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di antara detik-detik yang mengalir lembut,
Ada rahasia yang tersembunyi, tak terkira.
Melipat waktu, menuju ke sudut-sudut masa,
Seperti halaman buku, yang tak terhingga.

Pagi datang dengan mentari yang berseri,
Melipat waktu, seperti kanvas lukisan yang terbuka.
Matahari terbit, sebuah pelukan hangat,
Mengukir cerita baru, di lembaran waktu yang berjalan.

Siang melaju, seperti sungai yang mengalir deras,
Melipat waktu, di setiap gemerisik daun.
Langit biru menjadi panggung, di mana awan-awan bermain,
Mengubah sinar matahari menjadi adegan yang penuh warna.

Senja merangkul, dengan keindahan yang lembut,
Melipat waktu, menjadikan senja abadi.
Warna-warni langit, seperti kuas seniman,
Menciptakan pemandangan yang tak terlupakan.

Malam tiba dengan gemerlap bintang yang bersinar,
Melipat waktu, mengubah malam menjadi puisi.
Bintang-bintang berbicara, dalam bahasa rahasia,
Mengirim pesan cinta, melintasi garis waktu.

Melipat waktu, seperti sayap kupu-kupu yang terbang,
Menyatukan kenangan-kenangan yang berbeda.
Sebuah perjalanan di dalam labirin waktu,
Menghubungkan titik-titik yang tampaknya terpisah.

Setiap detik, setiap jam, setiap hari,
Melipat waktu, membentuk kisah kehidupan.
Sebuah anugerah yang misterius dan tak ternilai,
Di dalam lipatan waktu, kita menemukan keajaiban yang tak terhingga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline