Lihat ke Halaman Asli

Fatma Sasmita Setiani

Mahasiswa Universitas Negeri Surabaya

Penggemblengan Pendidikan Karakter di Era Disrupsi

Diperbarui: 29 Mei 2022   10:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Dokumen Pribadi

Era disrupsi merupakan era dimana kita berada di titik perubahan berskala besar. Banyaknya inovasi-inovasi terbaru dari berbagai kalangan di bidang media teknologi yang dapat mengubah semua sistem, tatanan, dan landscape yang ada ke cara-cara yang baru. Era yang serba digital ini selain membawa kemudahan di dalam dunia kerja serta pendidikan, namun juga dapat membawa dampak negative di bidang pengembangan karakter. Menyangkut suatu hal yang berkaitan dengan banyak fenomena baru yang sering dihadapi, kita sebagai mahasiswa memiliki peran penting sebagai generasi penerus bangsa. Namun kita kerap menemui mahasiswa yang minim akan etika dan karakternya yang kurang baik. Dari kasus kasus-kasus yang pernah kita temui seperti kasus yang dialami oleh Novia Widyasari dengan pacarnya yang berujung tewas bunuh diri, ditambah lagi baru-baru ini terdapat kasus pencabulan mahasiswi oleh tenaga pendidik. Dari kasus tersebut kita memerlukan "penggemblengan” atau yang sering kita tahu dengan artian peningkatan di bidang pembentukan karakter.

Salah satu pembentukan karakter adalah dengan tetap mengajarkan Pendidikan agama, Pancasila, Bahasa Indonesia, dan Mata Kuliah umum yang dapat memupuk karakter mahasiswa yang baik dimulai sejak dini sampai pada dunia perkuliahan. Tidak luput juga akan diterapkan pada dunia kerja dan lingkungan masyarakatnya. Cara pertama yang dapat dilakukan untuk penggemblengan di dunia kampus dengan cara penambahan jumlah SKS yang di tempuh mahasiswa pada mata kuliah umum. Selain penambahan jumlah SKS mahasiswa juga dapat menggembleng pembentukan karakternya dengan cara mengikuti organisasi, karena di dalam berorganisasi kita akan ditemukan dengan konflik dan kita dituntut untuk menemukan solusinya agar suatu konflik tersebut dapat bersifat konstruktif atau membangun jika pemilihan solusinya tepat.

Kita harus dapat memaksimalkan pemupukan karakter yang baik dengan cara-cara diatas yang dapat diterapkan pada lingkup kampus. Untuk itu mari kita bersama-sama mewujudkan mimpi sekaligus merangkul sebuah kewajiban dengan dibekali pendidikan karakter yang baik.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline